REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebab ambruknya selasar lantai satu tower dua Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) masih diselidiki. Sampai hari ini, baik BEI maupun pengelola gedung tersebut yakni Cushman & Wakefield Indonesia belum bisa menginformasikannya secara detil.
"Untuk penyebab terjadinya kejadian kemarin kita belum bisa berikan statement apa pun. Hal itu karena, ini wewenang Puslabfor Polri, walau sudah selesai tapi penyelidikan tetap dilakukan," ujar Direktur Cushman & Wakefield Indonesia Farida Riyadi kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (16/1).
Meski begitu, ia menjelaskan, pihaknya telah menunjuk konsultan independen untuk melakukan pengecekan terhadap struktur gedung setelah kejadian kemarin. Beberapa konsultan yang ditunjuk yakni dari Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, PT Gistama Intisemesta, PT Arkonin, dan PT Rematha Daksa Optima.
"Mereka kita tunjuk untuk melakukan assesment atas kekuatan struktur gedung bursa. Hasilnya, pertama struktur yang mengalami kegagalan adalah struktur sekunder dan bukan struktur utama gedung," jelasnya.
Kedua, kata dia, kegagalan itu dimulai dari kapasitas sambungan penggantung selasar yang terlampaui. Ketiga, antara gedung tower satu dan dua merupakan dua bangunan independen yang secara struktur terpisah satu sama lain.
"Kemudian struktur sekunder selama masih dalam penelitian, disarankan untuk sementara tidak difungsikan. Jadi sejak kemarin siang selasar antara tower satu dan dua yang menghubungkan kita tidak fungsikan, kita tutup," tegas Farida.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, konsultan independen menyatakan, kegagalan yang terjadi di struktur sekunder tidak berpengaruh ke struktur utama gedung. "Jadi secara konstruksi gedung, kita bisa nyatakan dua tower itu kondisinya aman karena tidak ada sangkut pautnya dengan kondisi struktur yang terjadi kemarin," katanya.