REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Komisaris Jenderal Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Pierre Krahenbuhl menyesalkan keputusan Amerika Serikat (AS) memangkas dana bantuan untuk organisasinya sebesar 60 juta dolar AS. Keputusan tersebut akan berdampak langsung pada program dan pasokan bantuan buat ratusan ribu pengungsi Palestina.
Menurut Krahenbuhl, ini bukan pertama kalinya UNRWA menghadapi tantangan yang berat dalam memikul mandatnya. Sebuah tanggung jawab untuk menyediakan dan memenuhi kebutuhan hidup pengungsi Palestina, mulai dari pendidikan untuk anak-anak hingga fasilitas serta layanan kesehatan.
Ia mengaku sangat menyesalkan keputusan AS memangkas dana bantuan sebesar 60 juta dolar untuk UNRWA. "Kontribusi yang berkurang ini mengancam salah satu upaya pembangunan manusia yang paling sukses dan inovatif di Timur Tengah," ujarnya dilaporkan laman kantor berita Palestina WAFA, Rabu(17/1).
Baca juga, Setelah Yerusalem, Trump Ancam Bantuan Palestina.
Menurutnya, dengan hilangnya dana bantuan dalam skala besar, hal tersebut akan mengancam sekitar 525 ribu anak-anak Palestina yang kini sedang menempuh pendidikan di 700 sekolah UNRWA. Selain itu, bantuan pangan darurat untuk pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Suriah, TepiBarat, dan Jalur Gaza juga akan menyusut.
"Belum lagi kebutuhan pengungsi terkait fasilitas dan layanan kesehatan. Termasuk layanan pra-persalinan dan layanan penyelamatanjiwa lainnya. Yang dipertaruhkan adalah hak dan martabat seluruh masyarakat(Palestina)," ujar Krahenbuhl.
"Kontribusi yang dikurangi juga berdampak pada keamanan regional pada saat Timur Tengah menghadapi banyak risiko dan ancaman,terutama mengenai radikalisasi lebih lanjut," kata Krahenbuhl menambahkan.
Ia mendesak negara-negara anggota PBB untuk mengambil sikap dan berpihak pada UNRWA. Hal ini penting dilakukan gunamelindungi hak-hak rakyat Palestina, baik di masa kini maupun masa mendatang.