REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang digelarnya Pemilihan Kepala Daerah, Kepolisian Daerah Papua masih terus mengantisipasi adanya intervensi dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beberapa bulan lalu sempat melakukan kontak senjata dengan aparat. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Polisi Ahmad Mustofa Kamal menyatakan, kepolisian masih melakukan monitoring pergerakan KKB tersebut.
"Kita melakukan antisipasi untuk bagaimana nanti kelompok-kelompok kriminal bersenjata melakukan intervensi terhadap calon-calon kepala daerah," kata Kamal saat dikonfirmasi, Kamis (18/1).
Kamal mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tim khusus untuk melakukan monitoring dan melakukan pengecekan terhadap gerak-gerik kelompok kriminal bersenjata. Tim tersebut tidak hanya ditempatkan di Mimika, tetapi juga di beberapa titik dari daerah pegunungan tengah, dari mimika, kemudian di pegunungan Puncak. "Lain geografisnya karena dari kabupaten ke kota-kota atau distrik-distrik menggunakan pesawat, tidak bisa dilalui kendaraan darat," kata Kamal.
Oleh karena itu, lanjut Kamal, kondisi geografis juga memberikan keuntungan tersendiri. Menurutnya, kondisi geografis yang sulit dapat memberikan perlindungan saat nantinya dilakukan distribusi logistik dan penyelenggaraan pemilu. "Perlindungan tersendiri untuk bagaimana kita mampu menyelamatkan logistik pemilu dan perangkat dari penyelenggara pemilu dan juga proses dari pelaksanaan pemilu," kata Kamal.
Pada November 2017 lalu, aktivitas antara KKB dan Aparat TNI Polri sempat menegang. Kejadian tersebut juga melibatkan warga di mana aparat mengklaim melakukan penyelamatan warga yang dianggap disandera olen KKB. Namun, keadaan berangsur tenang saat warga dipindah dari lokasi konflik ke kota Mimika.
Sementara, dalam kontestasi Pilkada Papua sendiri, Petahana Lukas Enembe akan mencalonkan diri didampingi Klemen Tinal. Pasangan tersebut akan ditantang oleh pasangan John Wempi Wetipo dan Habel Melkias Suwae.