Jumat 19 Jan 2018 06:23 WIB

Karena Jasa Budak, Islam Menyebar di Guyana

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Perbudakan (Ilustrasi)
Foto: Guardian
Perbudakan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti kebanyakan negara Amerika Selatan, Islam menyebar ke Guyana melalui perdagangan budak. Mus- lim Mandingo dan Fulani dibawa dari Afrika Barat untuk bekerja sebagai budak di perkebunan gula Guyana.

Namun, kondisi perbudakan yang ditindas koloni tersebut menyebabkan praktik Islam hilang sampai 1838 ketika 240 ribu orang Asia Selatan dibawa dari India modern, Pakistan, dan Afghanistan.

Setelah kemerdekaan Guyana dari Inggris pada 1966, Guyana membangun hubungan diplomatik dengan negara-ne- gara Arab seperti Mesir, Irak, dan Libya. Negara-negara tersebut membuka kedu- taan besar di ibu kota Georgetown.

Beberapa pemuda Muslim pergi ke Arab Saudi, Mesir dan Libya untuk belajar teologi Islam dan bahasa Arab. Pada 1996, Presiden Guyana Cheddi Jagan mela ku kan kunjungan ke Suriah, Kuwait, Bah rain, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Lebanon dan menunjuk seorang utusan Timur Tengah.

Pada tahun yang sama, Guyana secara resmi menjadi anggota tetap dalam Or- ganisasi Konferensi Islam (OKI). Dan pada 1998, Guyana menjadi negara bagian OKI yang ke-56.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement