REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk Suku Asmat di Papua menjadi prioritas mengingat dana saat ini kurang sehingga anak-anak Asmat turut mengalami kekurangan pelayananan kesehatan dan gizi.
"Kebijakan anggaran belum mengarah pada perlindungan anak," kata Komisioner bidang kesehatan KPAI Sitti Hikmawatty saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (20/1).
Menurut dia, efisiensi anggaran di Papua dilakukan justru dengan memotong alokasi untuk pemberian makanan tambahan (PMT) yang dapat mempengaruhi kualitas asupan gizi untuk anak Asmat.
Ke depan, dia berharap efisiensi anggaran tidak memotong alokasi untuk pelindungan anak karena bagaimanapun pertumbuhan anak memerlukan perhatian serius karena menjadi aset masa depan.
Terkait indikasi ada anak Asmat terpapar penyakit campak, dia mengatakan hal itu terjadi seiring proses vaksinasi yang terhambat. Di kawasan pedalaman Papua dengan di dalamnya bermukim Suku Asmat yang nyatanya mengalami keterbatasan akses pelayanan kesehatan.
Menurut dia, di kawasan tersebut mengalami kendala akses transportasi dengan bentang alam sulit dijangkau dengan dikelilingi rawa banyak buaya. Sementara fasilitas dan tenaga kesehatan tergolong sangat minimal."Transportasi sulit ke Asmat, harus juga jalan kaki selama enam jam, melewati rawa saat hujan harus menggunakan perahu, banyak buaya. Dalam tiga bulan terakhir tidak ada dokter dan hanya ada petugas Puskesmas," kata dia. ***4***
TAKE