REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Keikutsertaan Korea Utara (Korut) dalam ajang Winter Games bulan depan mendapat kritik dari sejumlah pejabat di Pemerintahan Korea Selatan (Korsel). Mereka mengatakan, masuknya Korut dalam perhelatan olahraga itu tidak akan membantu mengurangi tensi yang terjadi di Semenanjung Korea.
Seperti diwartakan Reuters, Selasa (23/1) kritik akan hal tersebut dilontarkan beberapa politikus oposisi pemerintah dan pejabat negara konservatif. Mereka menilai bergabungnya delegasi dari Korut tidak akan menghentikan program nuklir pemerintahan Kim Jong-un.
"Baru satu bulan lalu tensi tertinggi menghantui Semenanjung Korea. Pyeongchang Olympic juga tidak akan menjadi 'Peace Olympics'," kata Juru Bicara Gedung Pemerintahan Korsel alias Blue House Park Soo-hyun.
Kedatangan delegasi Korut di Korsel pun lantas mendapat penolakan dari grup aktivis. Mereka menggelar demonstrasi dekat dengan stasiun kereta di Seoul yang merupakan stasiun kedatangan delegasi yang dikirimkan pemerintah Korut.
Dalam aksi itu, demonstran membawa sejumlah spanduk yang intinya menolak keikutsertaan Korut dalam ajang tersebut.
Sebelumnya, Presiden Korut Kim Jong-un mengatakan, Pyeongchang Winter Olympics merupakan kesempatan baik untuk menunjukkan persatuan antarbangsa. Niatan itu disambut oleh Presiden Korsel Moon Jae-in. Dia mengatakan, permintaan itu merupakan kesepatan yang jangan disia-siakan untuk meningkatkan hubungan keduanya.