REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, memberikan kuliah umum sebagai dosen tamu pada Kuliah Awal Semester ITB kepada ratusan mahasiswa, di Gedung Labtek IXA Soegijanto Sugijoko SAPPK ITB, Selasa (30/2). Tema yang diangkat, adalah "Pembangunan Jabar pada Era Ahmad Heryawan Khususnya pada Penanganan Citarum".
Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher tersebut, memaparkan tentang Program Citarum Bersih yang sudah dilakukannya sejak masa kepemimpinannya pada 2009. Namun, dulu program pembersihan Sungai Citarum ini berjalan masing-masing tak terintegrasi.
"Kami bergerak, tapi kabupaten/kota bergerak sendiri-sendiri bahkan saling menyalahkan," ujar Aher.
Bahkan, kata dia, anggaran yang digunakan untuk program Citarum ini tak terkelola dengan baik. Namun, mulai saat ini setelah mendapatkan perhatian dari pemerintah, semua menjadi terintegrasi dan bergerak bersama-sama dalam menyelesaikan masalah Citarum.
"Mudah-mudahan dengan sinergi ini bisa menghadirkan citarum bersih dan menghadirkan Sumber Daya Manusia yang berkualiatas," katanya.
Pembersihan Sungai Citarum, kata dia, ternyata berkaitan dengan SDM. Karena, air terkait urusan pangan. Yakni, ikan dan persawahan akan menjadi masalah kalau diairi oleh air yang tercemar
"Saat ini, sedang disiapkan Perpres Citarum. Ini, untuk pertama kalinya," katanya.
Aher menilai, untuk mempertahankan nilai air maka harus dibangun kultur menghargai air. Budaya menghargai air, harus terus digalakan di masyarakat.
"Dalam Islam kan tak boleh membuang air kecil di air mengalir. Apalagi buang hajat, tak boleh itu artinya haram tapi tak banyak yang tahu makanya harus ada perubahan budaya," katanya.