Selasa 30 Jan 2018 19:07 WIB
Peran NU dan Muhammadiyah Besar

Zulkifli: Jangan Menafikkan Peran Umat Islam Lain

Ada ormas Islam di daerah yang walaupun kecil di daerah, tapi kuat mengakar.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agus Yulianto
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Foto: Humas MPR
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menanggapi soal viralnya video Kapolri Jendral Tito Karnavian yang menyebut hanya NU dan Muhammadiyah yang berperan mendirikan Indonesia. Zulkifli mengatakan, peran NU dan Muhammadiyah memang besar sebagai pendiri Republik Indonesia, namun tentu peran kelompok umat Islam lain juga ada.

"Muhammadiyah dan NU memang perlu mendapat perhatian khusus, karena sekarang jadi kunci pemersatu dan pengayom semua. Tapi, tentu tidak menafikan yang lain," kata Zulkifli kepada Republika.co.id, Selasa (30/1).

Menurut Zulkifli, NU dan Muhammadiyah penting mendapatkan perhatian besar karena jaringannya yang kini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tapi, ia mengingatkan, jangan lupa ada beberapa ormas Islam di daerah yang walaupun kecil di daerah, tapi kuat mengakar. Bahkan ada dan berperan besar dalam kemerdekaan. "Tentu tetap harus jadi perhatian, diluar konteks NU dan Muhammadiyah," ujarnya.

Sebelumnya video Kapolri Jendral Tito Karnavian soal ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah dianggap ingin merontokkan Republik Indonesia. Menurut Tito, hanya dua ormas Islam yang berjasa dalam mendirikan Indonesia yakni, NU dan Muhammadiyah. Namun pernyataan ini justru dikritik banyak pihak di media sosial.

Berikut merupakan penggalan ucapan Tito dalam video yang beredar di media sosial: "Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua Polres wajib membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten dan kota. Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian, mereka bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement