REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan, kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua sangat merugikan Papua. Karena, menurutnya, yang menjadi korban kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
"Perempuan dan anak-anak adalah pilar suatu bangsa. Papua sangat dirugikan karena banyak perempuan dan anak yang meninggal karena campak dan gizi buruk," kata Yohana dalam rapat konsultasi dengan pimpinan DPR di Jakarta, Kamis (1/2).
Karena itu, Yohana mendorong pemerintah daerah agar mendahulukan kepentingan perempuan dan anak. Ada beberapa hak anak yang tidak bisa ditinggalkan khususnya terkait dengan tumbuh kembangnya.
Begitu pula dengan para perempuan, Yohana mengatakan, faktor budaya di Papua menyebabkan banyak perempuan tidak mendapatkan pendidikan. It berdampak buruk pada pemenuhan kesehatan dan tumbuh kembang anak.
"Karena itu kami siapkan program pemberdayaan perempuan berupa pelatihan sederhana. Yang penting perempuan bisa memasak yang baik dan sehat untuk anaknya dan bisa mencuci pakaian serta mencuci tangan agar kehidupan keluarganya sehat," tuturnya.
Selain itu juga ada program Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), yaitu layanan konsultasi kepada keluarga khususnya perempuan agar wawasan mereka bisa lebih terbuka. "Perlu peran laki-laki juga untuk melindungi perempuan dan anak. Di Papua banyak perkawinan anak terjadi. Mereka belum siap secara reproduksi, akhirnya memiliki anak di usia muda," katanya.