Sabtu 03 Feb 2018 14:24 WIB

Wakapolri, Ustaz Somad, dan Kata-Kata Indah

Jamaah merasa senang melihat kehangatan Wakapolri dan Ustaz Somad.

Rep: Oleh: Amri Amrullah/ Red: Elba Damhuri
Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin (kiri) dan Ustaz Abdul Somad (tengah).
Foto: Irwan Kelana
Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin (kiri) dan Ustaz Abdul Somad (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID,  Kabar gembira datang pada akhir pekan lalu dari Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Hari itu, kawasan di sekitar Masjid Sunda Kelapa macet karena dipenuhi parkiran kendaraan jelang Shalat Jumat. Ustaz Abdul Somad yang sempat menjadi sangat terkenal itu memberikan ceramah di masjid itu.

Sejak pagi hingga jelang Shalat Jumat jamaah terus berdatangan ke area Masjid Sumda Kelapa. Panitia bahkan meminta jamaah tidak memaksakan diri masuk ke area dalam masjid karena jamaah sudah membludak. Halaman masjid sudah penuh dan antrean jamaah ingin masuk masih panjang.

Yang bikin istimewa, Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin hadir bersama jamaah dan Ustaz Somad. Hadir juga Ketua Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, Muhammad Aksa Mahmud.

Wakapolri berada dishaf depan dekat Ustaz Somad saat Tabligh Akbar. Tampak wajah Wakapolri begitu sumringah, Ustaz Somad juga begitu senang. Suasana sangat akrab dan bersahabat.

"Senang sekali melihat petinggi Polri dan Ustaz Somad duduk bersama dengan sangat hangat," kata Rahmat Syakur, jamaah Shalat Jamat di Masjid Sunda Kelapa.

Jika silaturahim seperti ini terus terjaga, kata dia, tentu ketegangan-ketegangan yang terjadi belakangan ini bisa dihindari. Apalagi, saat Tabligh Akbar, Ustaz Somad membawakannya dengan begitu santai dan bikin tertawa jamaah.

Jamaah lain, Syamsu Harahap, mengaku senang dengan ceramah Ustaz Somad yang jauh dari fitnah-fitnah yang selama ini menghujam dirinya. Ustaz Somad, sambung Syamsu, mengajak umat untuk mencintai sesama manusia, menyayangi Tanah Air, dan melindungi semua orang.

Ustaz Somad sempat dicurigai menyampaikan dakwah yang intoleran, jauh dari NKRI, dan anti-Pancasila. Kader NU di Pekanbaru, Riau, ini sempat ditolak kedatangannya di beberapa wilayah di Indonesia. Namun, dari telaah sejumlah kalangan, tak ada ceramah Ustaz Somad yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Yang ada malah kita ketawa," kata Abdul Haris, karyawan bank yang selalu Shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa.

Misalnya, saat ceramah Ustaz Somad menyinggung tanda-tanda gerhana bulan total yang terjadi beberapa hari lalu. Umat Islam, kata dia, harus bisa berpikir dan membaca ayat tentang alam dan tanda tanda Hari Kiamat.

Ustaz Somad menjelaskan bagaimana ayat Alquran menjelaskan benda benda langit, mulai matahari, bulan langit dan atmosfer. Semua tanda alam itu, kata dia, mulai gerhana hingga bintang-bintang, semua telah dibuktikan secara ilmu astronomi dan geologi.

Dan hasilnya, sesuai dengan yang dijelaskan Allah dalam Alquran. Inilah yang membuktikan bahwa kebenaran Alquran.

"Generasi muda selain kuat ilmu Islamnya juga harus belajar astronomi. Tapi bukan astrologi. Kalau astrologi itu ramalan bintang, nanti jadi tukang ramal pula," kata ustaz Somad yang disambut tertawa jamaah.

Jika ada generasi muda yang punya kreativitas, buat pembelajaran astronomi dan semua ciptaan Allah dalam Alquran. "Buat gambar biar anak-anak tertarik untuk belajar tentang ciptaan Allah. Gambar Naruto pun tak apa," kata Ustaz Somad yang kembali membuat tertawa jamaah.

Kata-kata indah

Dalam pergaulan sehari-hari, moralitas dan akhlak mulia menjadi rujukan utama umat Islam. Ustaz Abdul Somad mengingatkan Nabi Muhammad SAW tak pernah mengajarkan sumpah serapah dan caci maki pada sahabat dan umatnya.

"Nabi tak pernah ajarkan itu semua," kata dia saat memberi kuliah Dhuha di Masjid Nurul Iman, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (3/1).

Bahkan, ia mengatakan, Rasulullah SAW tak pernah mengkafir-kafirkan orang. Ia malah mencontohkan umatnya agar mengajak non-Muslim ke jalan Allah SWT menggunakan kata-kata indah. "Perbuatan lebih banyak menyentuh orang daripada kata-kata," ujar dia.

Ia tak menampik yang namanya persahabatan pasti memiliki celah. Namun, hal itu tidak menjadi pembenaran untuk berprasangka buruk pada sesama manusia. Alquran mengatakan, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian berprasangka buruk."

Jangan berprasangka buruk, kata Ustaz Somad, karena sebagian prasangka adalah dosa. Jangan mencari kesalahan orang lain juga.

Ustaz Somad mengingatkan orang yang selalu mencari teman yang tak bersalah, maka selamanya tak akan memiliki teman. "Allah SWT menutupi cacatmu. Allah tutupi itu karena cinta pada kita," kata Ustaz Somad.

Ia mengatakan apabila dua orang berjabat tangan, maka menggugurkan dosa-dosa keduanya. Meminta maaf tak perlu menunggu waktu tepat, sebab setiap waktu bisa digunakan meminta maaf. "Siapa yang mau dipanjangkan umurnya, bersilaturahimlah," kata Ustaz Somad.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement