REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan mengesahkan permukiman ilegal Havat Gilad yang terisolasi di Tepi Barat. Keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas insiden pembunuhan salah satu pemukim Yahudi di permukiman itu.
"Mereka yang mencoba mematahkan semangat kita dan melemahkan kita, telah membuat kesalahan besar," kata Netanyahu, dalam rapat kabinet mingguan, Ahad (4/2) seperti dikutip kantor berita AP.
Ia mengatakan, pemerintahannya akan melegalkan permukiman Havat Gilad untuk membiarkan kelangsungan hidup berjalan normal di sana. Sebelumnya, warga Havad Gilad bernama Rabbi Raziel Shevah telah tewas ditembak mati di awal bulan ini.
Pria berusia 35 tahun itu ditembak oleh pelaku dari sebuah kendaraan yang lewat saat dia sedang berkendara di dekat rumahnya di permukiman yang terletak di dekat Nablus itu. Havad Gilad yang diisi oleh beberapa ratus warga Israel, terletak jauh di dalam Tepi Barat.
Kelompok Peace Now yang anti-permukiman mengatakan upaya Israel untuk melegalkan permukiman itu adalah sebuah tindakan eksploitasi pembunuhan.