REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belasan warga yang terdampak banjir memilih bertahan di kolong "flyover Rawajati", Jakarta Selatan, karena lokasi pengungsian penuh. Belasan warga mulai kelaparan.
"Saya bakal di sini sampai surut karena pengungsian penuh," kata Rita, warga RT 02, RW 07 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran saat ditemui di kolong flyover Rawajati, Senin (5/2) malam. Meski Kelurahan Rawajati langganan banjir, namun banjir besar tidak terjadi tiap tahun. "Kalau tahun lalu (2017) banjir cuma sebetis yang masuk rumah. Banjir besar mirip sekarang itu terakhir tahun 2013," katanya.
Sama halnya dengan Rita, Diana pun memilih bertahan di bawah Flyover Rawajati. Seluruh rumah Diana yang berada di RT 03 RW 07 Kelurahan Rawajati, terendam banjir. "Rumah saya sampai genteng terendam," kata Diana.
Rita dan Diana bersama belasan warga tampak bercakap-cakap untuk 'membunuh' waktu menunggu banjir surut. Sebanyak 329 warga RW 07 Kelurahan Rawajati diungsikan ke Puskesmas Rawajati dan sebuah rumah warga. Ratusan warga tersebut merupakan warga RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05 dan RT 06.
Sementara Ketua RT 04 Rawajati, Ihin Solihin mengatakan ada 18 warga di RT 04 yang memilih bertahan di rumah mereka. "Ada dua rumah, satu rumah kos, ada 15 orang yang masih di situ. Satu rumah lagi, ada tiga orang yang tetap bertahan. Dua rumah ini punya dua lantai. Mereka bertahan di lantai dua karena lantai bawah sudah terendam banjir," kata dia.
"Mereka posisinya masih aman, cuma katanya mereka kelaparan. Ya salah sendiri, enggak mau dievakuasi," kata Ihin.
Debit air Sungai Ciliwung yang melewati Rawajati telah meningkat sejak Senin (5/2) pukul 01.00 WIB dini hari. Pada Senin (5/2) pukul 14.00 WIB, tinggi air sungai terpantau mencapai 150 centimeter. Kemudian, tinggi air terus naik dan pada pukul 19.30 WIB, tinggi air sudah mencapai 200-250 centimeter.