Selasa 06 Feb 2018 19:02 WIB

JK Setuju Upaya Deradikalisme Melalui Rekonsiliasi

JK menilai, cara ini bisa memberikan efek jera bagi mantan terpidana teroris.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bayu Hermawan
Jusuf Kalla
Foto: Republika
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) setuju dengan rencana upaya deradalisasi terorisme melalui rekonsiliasi, dan mempertemukan antara mantan terpidana teroris dengan keluarga korban. JK menilai, cara ini bisa memberikan efek jera bagi mantan terpidana teroris, sekaligus membangkitkan rasa simpati terhadap keluarga korban.

"Supaya terorisme itu melihat dengan jelas korbannya, karena di pikiran mereka kadang-kadang terorisme itu ingin ngebom orang asing tapi masyarakat umum yang kena," ujar Jusuf Kalla di kantornya, Selasa (6/2).

Jusuf Kalla mengatakan, tindakan radikal tidak hanya merugikan diri sendiri namun juga orang lain. Akibat dari tindakan radikal ini, masyarakat umum dapat kehilangan keluarganya. "Tentu membom orang asing atau orang umum sama salahnya, tapi jangan menyebabkan orang lain kehilangan keluarga," katanya.

Rencana deradikalisasi melalui upaya rekonsiliasi ini dicetuskan oleh Menko Polhukam Wiranto, dan akan mulai dilakukan pada akhir bulan ini. Upaya ini mendapatkan apresiasi dari dunia internasional, yang menilai bahwa Indonesia telah melakukan deradikalisasi secara manusiawi untuk mencegah berkembangnya terorisme.

Ketika ditanya mengenai efektivitas dari upaya rekonsiliasi ini, Jusuf Kalla masih belum bisa menilai. Tapi dia optimistis, upaya ini pasti membuahkan hasil yang positif. "Efektif atau tidak, kita lihat saja. Pasti ada (hasilnya)," kata Jusuf Kalla.

Diketahui sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), membuka rekonsiliasi antara mantan narapidana terorisme dengan pihak keluarga korban. Kemenkopolhukam akan mempertemukan eks napi terorisme keluarga korban untuk menyampaikan permintaan maaf.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement