REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Alex Noerdin menegaskan komitmen Pemprov dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sepanjang tahun 2018. Terlebih Sumsel menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan Asian Games XVIII.
"Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan bersama instansi terkait berkomitmen penuh terhadap pencegahan karhutla melalui pembentukan satuan tugas atau satgas Karhutla Provinsi Sumatra Selatan yang dibentuk sejak tahun 2015," ujar Alex Noerdin usai menghadir Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pencegahan Karhutla di Istana Negara, Selasa (6/2) kemarin.
Kejadian Karhutla tahun 2015 yang melanda Sumatera Selatan menjadi pengalaman penting bagi Provinsi Sumatera Selatan. Kala itu sekitar 736 ribu hektare hutan dan lahan di Sumatera Selatan terbakar.
"Beruntung pada 2016 dan 2017 kasus karhutla di Sumatera Selatan menurun drastis berkat komitmen bersama melalui satgas karhutla yang telah dinyatakan sebagai satgas karhutla terbaik di Indonesia," kata Alex Noerdin yang mengikuti Rakornas bersama Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI AM Putranto dan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain.
Asap membubung saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Rambutan, Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (14/9).
Alex menegaskan, Pencegahan karhutla 2018 menjadi tantangan yang cukup berat. Karena di Sumsel terdapat dua agenda besar. Yaitu pilkada serentak dan Asian Games XVIII.
"Kita terus berkomitmen pada 2018 tidak boleh ada lagi karhutla di Sumatera Selatan," kata dia.
Sebagai langkah antisipasi, sejak Februari 2017 Sumsel telah memiliki posko lapangan pemadaman darat berjumlah 658, dan melibatkan 7.000 lebih personel dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla di wilayah Sumatera Selatan.
Presiden Joko Widodo pada pembukaan rakornas meminta kepada seluruh satuan tugas di berbagai daerah di Indonesia agar bekerja keras mengendalikan titik hot spot dalam upaya pencegahan karhutla.
Presiden mengharapkan karhutla yang terjadi pada beberapa tahun terakhir tidak terjadi lagi pada 2018. Pada 2015, karhutla terjadi di sejumlah daerah di tanah air. Akibatnya, asap yang ditimbulkan karhutla sampai ke negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia.