REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Inter Milan tidak pernah finis di tiga besar dalam enam musim terakhir. Meski kini sedang terseok-seok di paruh kedua musim, Nerazzurri belum habis harapan untuk bisa finis di posisi tiga besar klasemen Serie A Italia musim ini.
Musim 2016/2017 lalu menjadi salah satu musim ‘gila’ bagi Inter Milan. Serangkaian hasil buruk di awal pramusim diakhiri dengan pemecatan manajer Roberto Mancini sekitar dua pekan sebelum musim kompetisi bergulir. Nama besar Frank De Boer, yang sempat melatih Ajax Amsterdam, juga tidak mampu mengatasi Inter.
Legenda Belanda itu hanya bertahan 85 hari sebelum diganti Stefano Pioli yang juga tidak mampu bertahan. Caretaker Stefano Vecchi akhirnya mengambil alih Inter Milan hingga akhir musim. Hasilnya, pasukan Hitam Biru gagal manggung di pentas Eropa karena hanya mampu bertengger di posisi ketujuh klasemen Serie A Italia dengan 62 poin atau terpaut 29 poin dari sang juara Juventus.
Penunjukkan Luciano Spalletti sebagai manajer baru Inter Milan pada Juni 2017 sebenarnya member harapan baru. Interisti menyambut antusias kehadiran pelatih berkepala plontos tersebut. Harapan semakin besar ketika Inter Milan mampu memuncaki klasemen Serie A Italia usai menggasak Chievo Verona 5-0 pada 3 Desember 2017.
Desember Kelabu
Usai malam suka cita tersebut, Inter Milan tidak pernah memetik kemenangan di kancah Serie A Italia. Inter Milan membawa pulang hasil imbang 0-0 dari markas Juventus sepekan sejak kemenangan atas Chievo Verona tersebut.
Skuad Luciano Spalletti berturut-turut menelan kekalahan dari Udinese 1-3 (16/12) dan Sassuolo 0-1 (23/12) sebelum ditahan imbang Lazio tanpa gol pada akhir tahun (31/12).
Momen kelabu Inter Milan berlanjut di bulan Januari 2018. La Beneamata, julukan lain Inter Milan, menelan serentetan hasil imbang dari Fiorentina (1-1), AS Roma (1-1) dan Spal (1-1). Dan Februari ini, Inter kembali mengawali bulan dengan hasil imbang 1-1 dari menjamu klub lemah Crotone pada 4 Februari.
Dalam dua bulan terakhir ini, Inter Milan tidak pernah menang dalam delapan laga Serie A. Inter yang belum lagi mencicipi Scudetto sejak 2010 ini melorot ke posisi keempat klasemen dengan 45 poin dari 23 pertandingan.
Dengan 15 laga tersisa, Inter Milan secara matematis masih bisa menggeser Napoli (60 poin) dan Juventus (59 poin) yang kini bersaing ketat di puncak klasemen. Tapi target yang paling realistis bagi Inter sekarang ini, merebut posisi ketiga klasemen, posisi yang tidak pernah diraihnya dalam enam musim terakhir.
Inter hanya terpaut satu poin dari Lazio yang menempati posisi ketiga klasemen. Namun, posisi Inter juga tidak aman dari kejaran AS Roma yang menempel di posisi kelima klasemen dengan hanya terpaut satu poin. Sampdoria (38 poin), Atalanta (36) dan AC Milan (35) juga masih berpeluang mengganggu Inter Milan.
Sosok Spalletti
Peluang Inter Milan meraih scudetto musim ini memang terbilang sulit. Tapi, peluang finis di posisi tiga besar sangatlah terbuka.
Sosok manajer Luciano Spalletti merupakan salah satu alasannya. Dua kali mengarsiteki AS Roma, Spalletti sukses empat kali membawa pasukan Serigala finis di urutan kedua klasemen. Terakhir musim lalu saat Spalletti membawa Roma finis di urutan kedua dengan terpaut empat poin dari sang juara Juventus.
Spalletti juga memiliki kemampuan manajerial dalam mengatasi pemain. Ia berhasil menyakinkan Francesco Totti tetap bersama Roma hingga akhir masa kariernya (1992-2017). Pelatih berusia 58 tahun ini mampu mengasah ketajaman Edin Dzeko dalam menjebol gawang tim lawan. Ia pun menyulap Radja Nainggolan menjadi gelandang Belgia yang paling produktif. Dan gelandang Miralem Pjanic yang telah berkostum Juventus, tetap memiliki hubungan emosional dengan Spalletti.
Seperti dikutip dari Football Italia, Spalletti menyadari ada ketidakberesan dalam skuadnya. ‘’Kami kehilangan kepercayaan diri dan sepertinya memiliki karakter lemah. Kami kembali memiliki ketakutan akan apa yang terjadi di masa lalu," katanya.
Ia mengatakan bahwa tidak ada jalan lain kecuali tim harus secara logis mencoba kembali menentukan tujuan yang lebih jelas. Inter harus jauh lebih bertekad dan bersemangat untuk mengakhiri musim dengan hasil maksimal.
Momen Bangkit
Dengan pengalamannya tersebut, Spalletti diharapkan mampu mengatasi persoalan yang kini mendera timnya. Termasuk upayanya mendinginkan ruang ganti Inter Milan yang sedang memanas menyusul isu kepindahan sang kapten Mauro Icardi ke raksasa Spanyol Real Madrid.
Marcelo Brozovic tak lagi mengikuti Icardi di Instagram, sementara Ivan Perisic langsung memutuskan pertemannya dengan Icardi di Facebook. Icardi pun kabarnya sedang digugat cerai sang istri Wanda Nara.
Inter Milan belum habis. Laga kandang menjamu Bologna pada 11 Februari nanti bisa menjadi momen kebangkitan sekaligus peluang memetik kemenangan pertamanya di tahun 2018.
Rekor kandang Inter musim ini pun terbilang bagus. Dari 12 laga di San Siro, Mauro Icardi dan kawan-kawan hanya sekali membawa pulang kekalahan. Sisanya berakhir dengan 7 kemenangan dan 4 kali seri.
Sementara, Bologna menelan enam kekalahan dari 11 pertandingan tandangnya. Bologna kebobolan 16 gol dari 11 lawatan terakhir ke markas tim lawan.
Inter Milan juga mendapat kabar bagus dengan pulihnya sang kapten. Icardi sudah mulai latihan meski belum bergabung latihan bersama rekan-rekannya.
Penyerang sayap Inter Milan, Antonio Candreva, menegaskan kini semuanya tergantung pada para pemain untuk membawa tim finis di posisi empat besar. Ia menilai peluang Inter untuk mendapatkan tiket Liga Champions musim depan masih terbuka lebar.
"Kami berjuang selama dua bulan ini dan semua orang bisa melihatnya. Tapi untunglah, penantang lain untuk merebut tempat Liga Champions juga melambat,’’ kata pemain berusia 30 tahun tersebut. ‘’Tapi, tetap takdir kami berada di tangan kami sendiri.’’
Ikuti Whatsapp Channel Republika