REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Persero Tbk mengucurkan pinjaman 100 juta dolar AS kepada PT Pertamina dalam pembiayaan sindikasi yang bertotal nilai 600 juta dolar AS.
Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan Mandiri menjadi satu-satunya bank dari Indonesia yang menjadi "mandated lead arranger", di luar delapan bank asing lain dalam sinidikasi itu.
"Dari total fasilitas senilai 600 juta dolar AS, Bank Mandiri menduduki peringkat kedua porsi nominal kredit terbesar," ujarnya melalui pernyataan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (8/2).
Menurut Royke, pembiayaan lintas negara ini atau "cross border transaction" tidaklah mudah karena dihadapkan pada struktur pembiayaan yang cukup kompleks, melibatkan beberapa negara, dan regulasi internasional yang ketat. Pinjaman ini rencananya akan digunakan Pertamina untuk mengembangkan bisnis minyak dan gas.
Royke mengatakan perserpan juga mulai mengarah menjadi penasehat finansial (financial advisor) bagi para nasabah korporasinya. Kolaborasi Bank Mandiri dan Pertamina Group juga diwujudkan melalui penyediaan produk dan layanan perbankan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan pengelolaan likuiditas, seperti "notional pooling", dan "cash card".
Mandiri Notional Polling merupakan produk yang menawarkan suatu mekanisme netting off (konsolidasi) posisi saldo dari rekening-rekening perusahaan yang terlibat atau cabang-cabang dari suatu perusahaan berdasarkan mata uang yang sama. Selain itu, untuk transaksi valas, Bank Mandiri juga aktif memberi solusi-solusi yang dapat membantu terpenuhinya kebutuhan valuta asing (valas) Pertamina antara lain melalui transaksi foreign exchange (forex) harian, transaksi derivatif, dan tripartite treasuri.