Senin 12 Feb 2018 06:03 WIB

Menelisik Penyebab Kecelakaan Bus Maut di Subang

Ada dua faktor penyebab yang diduga memicu kecelakaan bus maut di Subang.

Rep: Rahayu Subekti, Ita Nina Winarsih/ Red: Elba Damhuri
Warga melihat lokasi tabrakan di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2). Sebanyak 26 orang meninggal dunia dan 17 orang luka-luka akibat kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat.
Foto: ANTARA FOTO/Yusup Suparman
Warga melihat lokasi tabrakan di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2). Sebanyak 26 orang meninggal dunia dan 17 orang luka-luka akibat kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Ahad (11/2).

Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Prahoro Tri Wahyono mengatakan, olah TKP dilakukan selama tiga jam. "Dari hasil keterangan sang sopir, memang ada kendala remnya blong," ujarnya, Ahad.

Menurut Prahoro, sopir yang diketahui bernama Amirudin (32 tahun) itu mengaku sudah menyampaikan permasalahan rem kepada manajemen. Keluhan disampaikan saat bus berada di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Namun, Amirudin justru diarahkan oleh manajemen untuk mengakali masalah tersebut, padahal yang bersangkutan tidak memiliki keahlian mekanik. "Ternyata ada kebocoran di selangnya," kata Prahoro.

Seiring pengakuan sopir, Prahoro memastikan Polda Jabar akan memanggil manajemen bus, yaitu Perusahaan Otobus (PO) Premium Passion yang berkantor di Bogor. Kendati begitu, dia belum bisa berspekulasi terkait pembiaran dari pihak manajemen di balik peristiwa nahas tersebut.

"Sopir sudah dimintai keterangan dan statusnya tersangka. Kita mendalami lagi semua pihak, termasuk manajemen dan pihak lainnya yang terlibat," ujarnya.

Sampai berita ini ditulis, Amirudin masih mendapatkan perawatan di Klinik Kesehatan Kepolisian Resor Subang. Sopir yang merupakan warga Kampung Laladon, RT 01, RW 01, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, diawasi ekstraketat oleh petugas Polres Subang.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih terus memantau perkembangan kecelakaan maut di Tanjakan Emen. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menjelaskan, Kemenhub sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan setempat dan telah menerima beberapa laporan.

Menurut Budi, bus yang mengalami kecelakaan di Subang dipelihara langsung oleh mekanik yang menangani. "Kalau kendaraan itu, saya tanya ke pemilik di Bogor, mobilnya bagus, premium, dan baru," kata Budi, Ahad.

Ia menambahkan, berdasarkan laporan yang dihimpun, bus baru melakukan uji kir pada 4 Oktober 2017. Oleh karena itu, Budi menampik jika kondisi bus tidak laik jalan. "Jadi, kalau menurut saya, kalau dari faktor kendaraan, kecil kemungkinan," ujarnya.

Budi menilai kondisi cuaca bisa menjadi pemicu kecelakaan. Sebab, di lokasi saat kecelakaan maut terjadi tengah turun hujan dan terdapat kabut di sekitar lokasi. Kemiringan jalan pun ekstrem meski kondisi jalan bagus.

Hal senada disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. "Kecelakaan lalu lintas memang biasanya karena mobilnya tidak baik, tetapi ini mobilnya dikir," kata Budi, Ahad. Ia mengaku sudah menugaskan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.

Bus pariwisata Premium Passion dengan nomor polisi F 7959 AA mengalami kecelakaan di Tanjakan Emen, Sabtu (10/2), sekitar pukul 17.00 WIB. Kecelakaan tersebut menyebabkan 27 orang meninggal dunia dan 18 orang luka-luka.

Dimakamkan

Sebanyak 25 korban meninggal dunia akibat kecelakaan di Tanjakan Emen dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Legoso. Mereka dimakamkan di satu lokasi secara bersama-sama di TPU yang berada di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Ahad (11/2) siang.

"Jajaran pemerintah pun sudah menyediakan makam di TPU setempat," ujar Kapolsek Ciputat Komisaris Polisi Donny Setiawan.

Sedangkan, korban selamat yang menjadi penumpang dua bus lain pun telah tiba di Kelurahan Pisangan, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Anggota rombongan yang selamat itu sekitar 100 orang. Mereka umumnya ibu-ibu anggota Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie memastikan, berbagai upaya akan pemkot lakukan untuk memberikan pelayanan kepada warga yang menjadi korban. "Kita berharap semuanya diberikan ketabahan dan yang luka cepat disembuhkan," katanya.

(arif satrio nugroho/singgih wiryono, Pengolah: muhammad iqbal).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement