Senin 12 Feb 2018 09:53 WIB

BPBD Catat 14 Titik Longsor di Kulon Progo

Dari 14 titik lokasi longsor, ada lima titik terparah.

Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 14 titik lokasi tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ini pada Ahad (11/2). Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo Suhardiyana, mengatakan dari 14 titik lokasi, longsor ada lima titik terparah karena mengancam rumah warga, menutup akses jalan hingga mengancam tanaman padi di wilayah itu.

Adapun lima titik tanah longsor yang parah, yakni Plono Barat, Nglambur dan Trayu yang ada di Kecamatan Samigaluh. Kemudian, Pranggen Banjaroya dan saluran Irigasi Kalibawang di Banjarasri.

"Titik lokasi tanah longsor yang parah berada di kawasan Bukit Menoreh. Pagi ini, kami menerjunkan tim untuk mengoordinasikan penanganan tanah longsor dan memberikan bantuan logistik untuk kerja bakti," kata Suhardiyana  di Kulon Progo, Senin (12/2).

Ia mengatakan BPBD juga sudah melakukan koordinasi dengan Bidang Pengairan DPUPKP Kulon Progo untuk menutup saluran irigasi Kalibawang dengan tertutupnya selokan di Banjarasri. Menurut dia, jaringan irigasi sangat krusial bagi sektor pertanian karena menyuplai lebih dari 5.000 hektare.

"Pada Minggu (11/2) malam, kami sudah meminta bidang pengairan menutup jaringan irigasi Kalibawang, supaya air tidak meluber ke rumah penduduk dan persawahan di Banjarasri. Penanganannya akan dilakukan hari ini, supaya tidak mengganggu kebutuhan air pertanian," katanya.

Selanjutnya, kata Suhardiyana, tim reaksi cepat (TRC) melakukan evakusi tanah longsor di Plono Barat (Samigaluh) dan Pranggen Banjaroya (Kalibawang) karena mengancam rumah dan keselamatan jiwa. "Tanah longsor yang mengancam keselamatan jiwa, kami utamakan. Tim sudah di lapangan melakukan kerja bakti dan kami sudah mengirim logistik," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Gusdi Hartono mengimbau kepada masyarakat di kawasan Bukit Menoreh mewaspadai tanah longsor dan pohon tumbang, kemudian di wilayah selatan mewaspadai pohon tumbang dan banjir. "Berdasarkan informasi dari BMKG, Februari merupakan puncak musim hujan, dengan intensitas curah hujan tinggi dan bersifat sporadis," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement