REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsudin menilai perlu dibentuk Satuan Tugas (Satgas) antaragama. Hal tersebut untuk menangkal ancaman kekerasan ekstrem yang dapat memecah belah umat beragama .
Din menyebut pelaku kekerasan terhadap figur-figur pemuka agama maupun pengrusakan tempat peribadatan yang terjadi beruntun dalam sepekan terkhir telah diskenario dengan matang. "Sepertinya ada skenario sistemik dan sistematis yang ingin mengadudomba antarumat beragama. Skenarionya cerdas sekali karena selalu mengedapankan pelaku orang gila atau dianggap gila. Itu berarti otak pelakunya ingin menggunakan kekerasan secara ekstrem," katanya di Surabaya, Selasa (13/2).
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia itu menaruh harapan kepada aparat hukum, khususnya Kepolisian Republik Indonesia (Polri), agar serius mengungkap secara tuntas apa dan siapa di balik semua ini. Karena, menurutnya, kalau kekerasan yang menyasar lambang-lambang keagamaan seperti ini terus berlanjut, akan mudah menimbulkan prasangka dari satu kalangan terhadap yang lain.
Terlebih selalu ada provokasi di tengah peristiwa tersebut, yang berpotensi menimbulkan benturan antarumat beragama, yang pada akhirnya mengganggu stabilitas nasional. "Walaupun saya berkeyakinan umat beragama saat ini sudah cukup matang dan cerdas sehingga tidak akan menyikapi provokasi yang berkembang. Maka kita serahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum untuk mengusutnya dengan serius hingga tuntas," ujarnya.
Sementara saat ini polisi masih bekerja, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu memandang perlu dibentuknya Satgas Antaragama sebagai langkah preventif agar tidak terjadi perpecahan umat akibat peristiwa yang masih saja terus terjadi secara beruntun di berbagai daerah. "Kalau bisa umat antaragama membentuk satgas dalam rangka meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Apalagi tahun ini adalah tahun politik, sedang digelar Pilkada serentak di sejumlah daerah, yang sangat rentan terhadap gangguan stabilitas nasional. Maka, dia menerangkan, Satgas Antaragama bisa digerakkan untuk saling menjaga, tak hanya di tempat-tempat ibadah seperti masjid, vihara, gereja dan lain sebagainya, melainkan juga terhadap figur-figur keagamaan seperti kiai, ustad, pastur dan pendeta.