Rabu 14 Feb 2018 20:46 WIB

Dua Korea Lawan Jepang di Hoki Olimpiade Musim Dingin

Banyak orang di kedua Korea sama-sama memiliki kebencian terhadap Jepang.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Kontingan Korea Selatan dan Korea Utara jalan bersama memegang satu bendera di pembukaan Olimpiade musim dingin.
Foto: VOA
Kontingan Korea Selatan dan Korea Utara jalan bersama memegang satu bendera di pembukaan Olimpiade musim dingin.

REPUBLIKA.CO.ID,PYEONGCHANG -- Dua negara Korea yang terpecah mencapai momen persatuan terbesar mereka di Olimpiade Musim Dingin 2018 dengan menghadapi musuh historis yang sama: Jepang.

Meskipun tim penyerang hoki es Korea bersatu kalah 4-1 dari Jepang pada hari Rabu (14/2), simbolisme dua negara terbagi yang membalas bekas penguasa kolonialnya dalam sebuah pertandingan Olimpiade dapat dipastikan.

Beberapa hari sebelumnya, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mencerca Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe karena Abe telah menganjurkan latihan militer melawan Korea Utara.

"Itu satu gol yang sangat berarti," kata Park Geun-taek (42 tahun), seorang guru sekolah menengah yang membawa semua 31 muridnya ke stadion yang hampir penuh sesak.

"Bukan hanya saat pertama mereka mencetak gol selama Olimpiade, tapi Ini adalah gol yang membuat dua Korea bersama melawan Jepang. Saya melihat bahwa permainan simbolis ini dapat memperbaiki hubungan dengan Korea Utara ke depan." tambahnya, dilansir di Bloomberg, Rabu (14/2).

Banyak orang di kedua Korea sama-sama memiliki kebencian terhadap Jepang karena menjajah semenanjung mereka selama 35 tahun sampai kekalahannya dalam Perang Dunia II. Aturan tersebut menyebabkan eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja manusia untuk ekspansi Jepang ke wilayah Asia lainnya.

Awal pekan ini, penyiar Olimpiade NBC meminta maaf dan menyingkirkan seorang komentator AS setelah dia mengatakan bahwa setiap orang Korea mendongak ke Jepang sebagai contoh transformasi ekonomi mereka.

Pertandingan hoki es wanita terjadi saat Korea Selatan dan Jepang terus meludahkan kompensasi bagi 'wanita penghibur' Korea, sebuah eufemisme yang menggambarkan wanita dipaksa melakukan perbudakan seks oleh tentara kekaisaran Jepang di awal abad ke-20.

Dalam pertemuan puncak yang diadakan sebelum upacara pembukaan pekan lalu, Abe mengatakan bahwa latihan AS-Korea Selatan harus dilanjutkan sesuai rencana dan Moon mengatakan bahwa memalukan bagi Perdana Menteri Jepang untuk menyebutkan sebuah 'masalah kedaulatan.'

Moon sebelumnya meminta AS untuk menunda latihan tahunan untuk mendorong partisipasi Korea Utara di Olimpiade.

"Dua Korea yang bermain sebagai tim gabungan saja cukup signifikan namun kenyataan bahwa kita bersaing dengan Jepang sangat simbolis," Kim Seong-kyung (30 tahun) seorang penduduk Seoul yang antri bersama suaminya selama dua jam, mengatakan sebelum permainan dimulai.

"Saya percaya hanya mencetak satu gol akan sangat berarti dalam hal memperbaiki hubungan Korea Selatan-Korea Utara. Jika kita memenangkan pertandingan melawan Jepang, itu akan diingat sebagai hari bersejarah." tambahnya.

Tim yang beranggotakan 35 orang terdiri dari 12 pemain Korea Utara. Tim tersebut kalah dalam dua pertandingan sebelumnya dengan skor 8-0. Moon menyaksikan pertandingan pertama, bermain dengan Swiss, secara langsung dengan adik perempuan Kim Jong Un, Kim Jong Jong.

Moon menghadapi kegemparan publik saat pemerintahannya mengirim tim gabungan tanpa berkonsultasi dengan pemain Korea Selatan. Moon kemudian mengaku seharusnya lebih bijaksana. Kedua Korea muncul bersama dalam upacara pembukaan dan akan mengulangi tindakan tersebut pada upacara penutupan pada 25 Februari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement