REPUBLIKA.CO.ID, ORURO -- Pihak berwenang Bolivia mengatakan pada Rabu (14/2) waktu setempat bahwa sebuah bom meledak saat perayaaan Karnaval di kota Oruro, ibu kota provinsi asal Presiden Evo Morales. Ledakan bom tersebut membuat empat orang tewas dan 10 lainnya terluka.
Jenderal Polisi Faustino Mendoza mengatakan bahwa bom tersebut terbuat dari dinamit, amonuim nitrat dan bahan bakar minyak, yang semuanya biasa digunakan dalam bahan peledak rakitan sendiri. Mendoza mengatakan ledakan itu membuat lokasi ledaka nmenjadi kawah setinggi 1,3 meter dan lebar 43 sentimeter.
Sebelumnya pada Sabtu (10/2) malam waktu setempat sebuah ledakan terjadi di sepanjang rute Karnaval,dua blok dari serangan yang baru. Ledakan yang terjadi pada Sabtu malam itu menewaskan delapan orang dan melukai 40 lainnya.
Ledakan pertama tersebut menurut polisi karena tabung gas penjual makanan, namun mengatakan merekas edang mengevaluasi kembali setelah terjadinya serangan kedua tersebut. "Kedekatan satu sama lain menimbulkan keraguan," kata Menteri Pertahanan Javier Zavaleta seperti dilansir AP.
Pejabat mengatakan tiga orang telah ditahan untuk diinterogasi pada ledakan kedua.
Sementara itu sekutu Morales secara terbuka menyiratkan bahwa pasukan oposisi berada dibalik serangan tersebut, sedangkan anggota oposisi mendesak pendukung pemerintah untuk tidak menyalahkan siapapun tanpa bukti.