REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Pertemuan tersebut membahas mengenai persiapan keberangkatan wakil presiden ke Afghanistan.
Budi mengatakan, sejumlah aparat intelijen, kepolisian dan TNI sudah bersiap di Afghanistan untuk mengamankan kedatangan wakil presiden. Menurut Budi, mereka sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat dengan baik.
"Tim sudah bekerja di sana dengan aparat di sana ya, aparat intelijen, aparat kepolisian, dan angkatan bersenjata di sana untuk mengamankan kedatangan beliau," ujar Budi ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Kamis (15/2).
Baca juga, Istana: Jokowi tak Mau Pakai Rompi Peluru di Afghan.
Budi mengatakan, agenda wakil presiden di Afghanistan sudah ditentukan dan tidak ada rencana pengunduran waktu. Rencananya wakil presiden akan bertolak ke Afghanistan pada 26 Februari 2018 untuk menindaklanjuti komitmen Indonesia dalam membantu rekonsiliasi dan perdamaian di negara tersebut.
"Insya Allah tidak (ada pengunduran waktu), rencana beliau kan tanggal 26 (Februari 2018), agenda sudah ditentukan dan kita sudah menyiapkan semuanya," kata Budi.
Budi menjelaskan, keberangkatan wakil presiden ke Afghanistan yakni untuk menghadiri pertemuan dengan forum ulama. Forum tersebut untuk memediasi proses rekonsiliasi di Afghanistan. Budi mengatakan, sebelumnya sudah ada Nahdlatul Ulama Afghanistan (NUA) yang menggelar konferensi tahunan di Kabul.
Diketahui pada Mei 2017 lalu Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kabul, Afghanistan, dan Noor Educational and Capacity Development Organization (NECDO) telah menyelenggarakan Konferensi Tahunan Nahdhatul Ulama Afghanistan (NUA) ke-6. Konferensi tersebut mengangkat tema "Role of Ulama in Durable Peace, Development, Respect of Human Rights, and Love to Humanity".
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 150 ulama dari berbagai provinsi di Afghanistan seperti Kabul, Ghazni, Maydan Wardak, Panjshir, Nangarhar, Herat, Logar, Paktia, Laghman, Kunar, Kandahar, Parwan, Takhar, Khost, Zabul, Balkh, Kunduz, Baghlan, Samangan, dan Ghor. Selain itu, sekitar 50 perempuan dari berbagai kalangan juga turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang telah diselenggarakan sejak 2011.
Penyelenggaraan konferensi bertujuan menyebarkan pesan-pesan Islam yang moderat, adil, toleran, anti-ekstremisme dan seimbang guna menangkal paham ekstremisme dan terorisme. Hal tersebut dinilai penting dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.
Budi mengatakan, konsep rekonsiliasi yang diusung oleh NUA sudah berjalan dan ke depan akan dikembangkan. Forum ulama yang akan dihadiri oleh wakil presiden yakni pertemuan para ulama dengan menerapkan konsep NU yang ada di Indonesia.