REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Amerika Serikat (AS) menandatangani kesepakatan bantuan senilai 6,38 miliar dolar AS untuk Yordania, pada Rabu (14/2). Paket bantuan lima tahunan AS ini dua bulan lalu hampir mustahil diberikan karena Yordania telah bergabung dengan sebagian besar negara di dunia yang menentang pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sebelumnya Washington sempat mengancam akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang menentang keputusannya terkait status Yerusalem. Sebanyak 128 negara di Majelis Umum PBB secara tegas tidak menyepakati klaim sepihak AS itu.
Paket bantuan untuk Yordania ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi. Bantuan tersebut jumlahnya dilaporkan lebih besar dan akan bertahan lebih lama daripada kesepakatan sebelumnya.
"Dalam masa sulit ini, pemberian bantuan akan terlihat sangat signifikan. Ada pemotongan anggaran bantuan, tapi kami tidak termasuk dalam pemotongan ini. Mereka memberikan kelonggaran bagaimana uang harus dihabiskan. Dengan demikian kita bisa merencanakan sebelumnya untuk menggunakan bantuan ini," ujar Duta Besar Yordania untuk AS, Dina Kawar, kepada Arab News, Jumat (16/2).
Jumlah bantuan yang tercantum dalam Memorandum of Understanding (MoU) mengalami kenaikan sebesar 27 persen dari kesepakatan terakhir. "Dana yang lebih banyak mungkin akan diberikan di tahun-tahun mendatang," kata Kawar.
Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan bagi usaha kecil dan menengah di Yordania melalui Dana Perusahaan. Jumlah hibah awal akan bervariasi dari 30 juta hingga 50 juta dolar AS per tahun.
Marwan Muasher, mantan Menteri Luar Negeri Yordania dan Wakil Presiden Carnegie Endowment for International Affairs, mengatakan bagian terpenting dari kesepakatan tersebut adalah masa kesepakatannya. "Dengan adanya kekacauan politik di kawasan dan kebijakan 'America First', bagi Presiden AS Donald Trump, mengunci pendanaan selama lima tahun adalah hal yang penting," kata Muasher.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, kesepakatan tersebut menyoroti peran penting yang dimainkan Yordania dalam membantu mendorong dan melindungi stabilitas regional. Yordania juga mendukung tujuan AS untuk mengalahkan ISIS, menjalankan kerja sama kontra-terorisme, dan melakukan pembangunan ekonomi.
Tillerson telah menggemakan sentimen serupa selama bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II. Jordan Times melaporkan, Tillerson menyuarakan penghargaan AS atas peran Yordania untuk memperkuat keamanan dan stabilitas regional.
Dia memuji upaya kerajaan tersebut dalam memikul beban pengungsi Suriah. Kesepakatan bantuan ini juga penting bagi AS untuk memulai kembali perundingan damai antara Israel dan Palestina.
Tillerson mencoba menyembuhkan beberapa luka yang disebabkan oleh pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan niatnya untuk memindahkan Kedubes AS ke Yerusalem dari Tel Aviv. Tillerson mengatakan, Trump sangat mengakui peran khusus Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem.