REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji coba persiapan Asian Games 2018 dalam tajuk Turnamen Invitasi Asian Games 2018 baru saja selesai. Selama sepekan pelaksanaan sejak 8 Februari lalu, sebanyak 17 negara ikut serta dalam test event yang mempertandingkan delapan cabang olahraga yakni angkat besi, atletik, basket, bola voli, taekwondo, tinju, panahan, dan pencak silat. Acara digelar di tiga lokasi yakni Kompleks Stadion Gelora Bung Karno, JIEXPO Kemayoran dan Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah.
Dari sisi prestasi jika melihat jumlah perolehan medali, Indonesia bisa dibilang sukses karena berhasil keluar sebagai juaranya. Tuan rumah Indonesia resmi menjadi juara umum dengan menggondol 30 emas, 19 perak, dan 18 perunggu. Emas terakhir disumbangkan oleh cabang bola voli yang menghadirkan final sesama tim Indonesia pada Kamis (15/2) malam.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, langsung mengapresiasi pencapaian kontingen Indonesia. “Saya ucapkan selamat, kita berhasil menjadi juara dalam Test Event Asian Games 2018 ini,” kata Menpora Imam Nahrawi, Jumat (16/2).
Indonesia yang menurunkan 155 atlet, sukses menyabet 30 dari 100 medali emas yang diperebutkan. Di posisi kedua, ada India yang meraih 20 emas 8 perak dan 15 perunggu.
Malaysia menyusul di posisi ketiga dengan 9 emas 13 perak dan 15 perunggu. Thailand (8 emas 7 perak 8 perunggu) dan Taiwan (7 emas 11 perak 6 perunggu) menyusul di posisi berikutnya. Sementara, Cina berada di posisi keenam dengan 6 emas 1 perak dan 1 perunggu.
Cabor Harapan
Sejumlah cabang olahraga (cabor) unggulan mampu membuktikan menjadi lumbung emas bagi Indonesia. Pencak silat menjadi penyumbang terbanyak dengan torehan 10 emas. Sebanyak tujuh emas lainnya dipersembahkan atlet angkat besi, dua diantaranya atlet muda yakni Nurul Akmal (24 tahun) dan Melinda Gusti (17 tahun).
Timnas angkat besi terus mempersiapkan diri selepas perhelatan test event. Mereka dijadwalkan melakoni pemusatan latihan di Korea Selatan pada Juni 2018 sebagai persiapan menuju Asian Games 2018. ‘’Rencananya, pemusatan latihan akan dilakukan selama 30 sampai 40 hari sebelum Asian Games,’’ kata pelatih tim nasional angkat besi Indonesia, Supeni. “Jadi, dari sana kami langsung bertanding.’’
Di posisi ketiga daftar penyumbang emas, ada cabor taekwondo yang menyabet enam medali emas. Empat di antaranya diraih dari kelas Poomsae.
Pelatih Tim Nasional Taekwondo, Rahmi Kurnia, mengaku ada beberapa evaluasi yang salah satunya terkait koreografi di kelas Poomsea. Rahmi mengatakan akan mencari koreografer untuk kelas freestyle Poomsea.
"Kalau untuk freestyle ini, kami juga butuh penataan musik untuk benar-benar ditata gerakannya dengan musiknya,’’ katanya. ‘’Kalau musiknya kemana, gerakannya kemana kan gak bagus juga. Makanya, kami harus mencari seorang koreografer untuk mengatur gerakan.’’
Cabor atletik mampu menambah empat emas untuk Indonesia. Emas salah satunya dipersembahkan Maria Londa yang menjadi andalan Indonesia di nomor lompat jauh.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Mohamad Bob Hasan, menyadari para atlet masih harus melalui banyak tahapan latihan untuk benar-benar siap bertarung di Asian Games 2018. Di Invitation Tournament Asian Games 2018, tim atletik baru pemanasan. Masih ada waktu lima bulan persiapan sebelum Asian Games 2018 digelar pada 18 Agustus.
Cabor panahan, bola basket, dan bola voli masing-masing menyumbangkan satu medali emas. Kapten timnas basket Indonesia, Christian Ronaldo Sitepu mengatakan, chemistry di antara para pemain sudah semakin baik. "Semua memaksimalkan peran masing-masing, komunikasi, melepaskan ego. Anak-anak sejauh ini yang saya rasakan, makin baik chemistry-nya," kata pemain yang akrab disapa Dodo ini.
Sementara, hanya tinju yang tidak berhasil menghadirkan emas bagi kontingen Indonesia. Tinju hanya bisa meraih 2 perak dan 4 perunggu.
Pelatih kepala pelatnas tinju, Adi Swandana, mengatakan para atletnya tampil kurang maksimal karena kurang uji tanding baik di luar maupun dalam negeri. ’’Kondisi mental bertanding juga belum tinggi. Akibatnya, para petinju hanya berkutat dalam peningkatan teknik dan fisik,’’ katanya. "Ini akan menjadi evaluasi kami untuk menghadapi Asian Games 2018 nanti.’’
Modal Penting
Suksesnya Indonesia menjadi juara Turnamen Invitasi Asian Games 2018 memang tidak bisa dijadikan ukuran untuk menilai kesuksesan ‘Merah Putih’ di pentas sesungguhnya pada Agustus nanti. Dari jumlah cabor, turnamen ini hanya mempertandingkan delapan cabor.
Jumlah pesertanya pun tidak terlalu banyak. Sebagai tuan rumah, atlet Indonesia yang terbanyak dengan jumlah mencapai 155 orang. India menyusul berikutnya dengan 88 atlet, sementara Thailand mengirimkan 60 atlet. Dan dari jumlah yang sedikit tersebut, tidak semuanya merupakan atlet inti atau atlet unggulan.
Meski demikian, hasil turnamen ini menjadi modal penting bagi kontingen Indonesia untuk menghadapi ‘pertempuran’ yang sesungguhnya. ''Test event paling tidak telah memberikan pelajaran penting soal motivasi bertanding dan membangun mental sebagai pemenang,” kata Menpora.
Menpora mengingatkan medan perjuangan sesungguhnya dengan lawan-lawan yang lebih kuat dan lebih banyak jumlahnya, menanti di Asian Games 2018 pada 18 Agustus sampai 2 September. Ia meminta semua atlet yang turun di test event, bisa belajar dan memperbaiki kekurangannya.
Ketua kontingen atau Chef de Mission (CdM) Indonesia pada ajang Asian Games 2018, Komisaris Jenderal (Pol) Syafruddin, pun mengatakan test event lebih untuk melihat kesiapan atlet. Turnamen invitasi ini tidak mempresentasikan Asian Games 2018. ‘’Event-nya hanya delapan cabor," kata Syafruddin di GBK Senayan, Jakarta, Rabu (14/2).
Meskipun demikian, Syafruddin bersyukur Indonesia berhasil menempati puncak daftar perolehan medali. "Semoga bisa jadi gambaran tim Indonesia dalam Asian Games, walaupun hanya beberapa cabor. Harapannya, atlet Indonesia berprestasi maksimal di Asian Games,’’ harapnya.