REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama adalah rujukan bagi umat Islam sebagai tempat belajar dan bertanya tentang kehidupan di dunia, khususnya persoalan agama. Ulama dinilai sebagai orang yang mempuni untuk menjawab per soalan-persoalan menyangkut aga ma.
Ulama merupakan pewaris para nabi. Sosoknya sangat tepat untuk menjadi tumpuan menyampaikan pertanyaan seputar agama. Ia sebagai perantara antara Allah sebagai Pencipta dengan yang dicipta, yakni manusia.
Ustaz Mizan Qudsiyah dalam kajian Sabtu Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan, belum lama ini, dengan tema "Ulama Pewaris Para Nabi" men jelas kan tentang hal tersebut. Ia meng ungkapkan, keutamaan-keutamaan para ulama pewaris nabi.
Menurut Ustaz Mizan, umat Islam perlu mengetahui keutamaan para ulama serta kelebihannya, sehingga di sebut pewaris para nabi. Ia mengatakan, Allah menjadikan ulama saksi dalam persaksian yang paling besar yaitu syahadat.
Hal tersebut tertuang dalam surah Ali Imron ayat 18 yang berbunyi, "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para mala ikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada tuhan melainkan Dia (yang berhak di sembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana". "Maka ayat ini menunjukkan inilah keutamaan ulama pewaris para nabi," ujar Ustaz Mizan.
Selain perlunya mengetahui keutamaan ulama, umat Islam juga harus mengetahui sifat-sifat ulama pewaris nabi. Dengan demikian, tidak sembarang mengklaim seseorang sebagai ulama. Ustaz Mizan mengungkapkan, sifat ula ma pewaris para nabi antara lain mereka mengetahui bahwa dunia ini hina se dang kan akhirat adalah yang paling mulia. Ustaz Mizan menggambarkan nilai du nia wi lebih ringan daripada sayap nyamuk.
Karena itu, para ulama pewaris nabi menyadari hal tersebut, sehingga kepen tingan akhirat lebih penting daripada dunia. Kendati demikian, kata dia, Allah juga menyebutkan, sifat manusia lebih mementingkan kepentingan dunia. Hal tersebut yang membuat tak semba rangan orang bisa melihat bahwa ke pen tingan akhirat lebih berharga diban dingkan dunia. Hanya mereka (ulama) yang mampu memiliki pandangan tersebut. Ulama pewaris nabi akan tidak se lalu bertentangan antara ucapan dan perbuatannya.
Sifat ulama pewaris para nabi lain nya, yaitu mereka akan selalu menjaga jarak dengan penguasa zalim. Meskipun demikian, mereka tidak meninggalkan sepenuhnya penguasa tersebut. "Mereka tetap menasihati ," ujarnya.
Ulama pewaris nabi juga tidak akan ter gesa-gesa mengeluarkan fatwa. Me reka tidak akan mengeluarkan fatwa tersebut kecuali jelas kebenarannya. Se lain itu, mereka memiliki sifat selalu meng ikuti para sahabat, tabiin, salafus shalih, dan mengindari bid'ah. "Ini sifat ulama waratsatul anbiya'. Maka kalau ada yang bisa bid'ah ini bukan ulama, (bukan) pengikut rasul," kata Ustaz Mizan menegaskan.
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Mizan juga mengungkapkan keutamaan ulama pewaris nabi yang disebutkan da lam Alquran surah Saba' ayat 6. Ayat ter sebut berbunyi, "Dan orang-orang yang di beri ilmu (ahli kitab) berpendapat bah wa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahaterpuji".
Kalimat "orang-orang yang diberi ilmu" di ayat tersebut, kata Ustaz Mizan, merupakan penjelasan keutamaan para ulama di dalam Alquran. Mereka disebut sebagai orang yang berilmu. Sedangkan ilmu sendiri adalah pembimbing manu sia menuju kebenaran hidup.
Karena itu, Allah meminta agar ma nusia mencari ilmu kepada orang-orang yang berilmu. Perintah tersebut tertuang dalam surah an-Nahl ayat 43 yang ber bunyi, "Dan Kami tidak mengutus sebe lum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui."
Orang yang menuntut ilmu juga akan selalu dinaungi para malaikat. Oleh se bab itu, Ustaz Mizan menganjurkan ke pada umat Islam untuk terus menuntut ilmu kepada para ulama pewaris nabi.