Sabtu 24 Feb 2018 17:39 WIB

Menakar Kekuatan Parpol Pendukung Jokowi di Pilpres 2019

Sejumlah nama pun langsung disebut-sebut cocok menjadi cawapres Jokowi.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Fauziah Mursid/ Red: Karta Raharja Ucu
Predisen Jokowi
Foto: dok. Kemenag.go.id
Predisen Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan kembali mengusung Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Keputusan ini diambil dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kota Denpasar, Bali, Jumat (23/2).

"Dengan ini, saya nyatakan calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo," ujar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pidato pembukaan seperti terekam pada potongan video yang diunggah akun Twitter resmi PDI Perjuangan. Pernyataan Megawati segera disambut salam tiga jari (nomor urut PDIP dalam Pemilihan Umum 2019) dan tepuk tangan meriah para kader dari seluruh Indonesia yang hadir.

Keputusan ini tidak diketahui para pewarta yang meliput acara. Sebab, rakernas berjalan tertutup.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berdalih PDIP ingin merumuskan secara matang jawaban atas berbagai persoalan bangsa dan negara. "Tema yang kami ambil adalah pola pembangunan berdikari untuk Indonesia raya, yaitu semangat berdikari harus dikobarkan, yaitu semangat yang bertumpu kepada gotong-royong sebagai semangat bangsa," katanya menjelaskan.

Ditemui di Pura Dalem Sekenan Serangan, Kota Denpasar, Jokowi membenarkan keputusan PDIP yang kembali mengusungnya sebagai capres dalam Pilpres 2019. "Dalam rakernas kali ini, Ketua Umum PDIP Ibu Hj Megawati Soekarno putri dengan menggunakan hak prerogatifnya yang digunakan dalam kongres partai, telah menetapkan kembali saya sebagai calon presiden 2019-2024," ujarnya.

Secara pribadi, Jokowi mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Megawati dan PDIP. Saat ditanya perihal calon pendamping dalam Pilpres 2019, Jokowi enggan berkomentar banyak perihal kriteria calon wakil presiden (cawapres) yang diharapkan. Kendati begitu, Jokowi mengaku sudah memiliki beberapa nama yang di anggap tepat sebagai cawapres. Namun, ketika ditanya dia hanya tersenyum.

Langkah PDIP mengusung Jokowi sebagai capres merupakan yang kedua setelah Pilpres 2014. Saat itu, pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla yang diusung Koalisi Indonesia Hebat mengalahkan pasangan dari Koalisi Merah Putih, yaitu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Sebelum PDIP, sejumlah partai politik (parpol) sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi sebagai capres dalam Pilpres 2019. Selain kelima parpol lawas, parpol baru, yaitu Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia juga sudah menyatakan dukungannya.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai salah satu parpol pengusung Jokowi dalam Pilpres 2014 belum menyatakan dukungan. Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding menjelaskan, keputusan partai menunggu proses dan mekanisme internal terlebih dahulu. "Dan tidak kalah pentingnya adalah restu para kiai dan NU," katanya saat dihubungi, Jumat (23/2).

Pada sisi lain, parpol oposisi loyal pemerintah, yaitu Partai Keadilan Sejah tera (PKS), mengapresiasi langkah PDIP ataupun parpol lain yang sudah menyatakan capres dan cawapres. Menurut Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, penentuan pasangan capres dan cawapres final tentu harus dilakukan bersama mitra koalisi.

Namun, dia memastikan deklarasi akan dilakukan segera setelah ada kesepakatan dengan mitra koalisi, yakni Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). "Insya Allah bersama Gerindra," ujar Mardani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement