REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel melarang Menteri Pendidikan Palestina Sabri Saidam mengunjungi sebuah sekolah di Yerusalem Timur, Senin (26/2). Tak diketahui pasti alasan pelarangan tersebut.
"Menteri (Saidam) memasuki Yerusalem namun tidak diperkenankan masuk sekolah. Pengamanan Israel melarangnya di pintu sekolah," ungkap juru bicara Kementerian Pendidikan Palestina Sadiq al-Khadour, dikutip laman Al Araby.
Media resmi pemerintah Palestina melaporkan, kunjungan ke sekolah di Yerusalem Timur dilakukan Saidam dengan didampingi Menteri Pariwisata Palestina Rula Maaya. Namun keduanya diadang dan dilarang menginjakan kakinya di sekolah terkait.
Menteri Dalam Negeri Israel Gilad Erdan membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, otoritas Israel berhak untuk menentukan siapa yang diizinkan dan dilarang berada di daerah-daerah yang didudukinya.
"Ini adalah hak saya untuk melarang kegiatan politik resmi Otoritas Palestina di wilayah-wilayah di bawah kedaulatan negara Israel," ujar Erdan.
Menurut laporan Al Araby, cukup banyak sekolah yang menolak mengadopsi kurikulum pendidikan Israel. Hal ini karena warga sekolah-sekolah terkait menganggap dirinya merupakan warga Palestina.
Pada Desember 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Polemik terkait pengakuan tersebut masih bergulir hingga saat ini. Keputusan Trump dinilai telah menabrak dan melanggar berbagai resolusi dan kesepakatan internasional tentang Yerusalem.