REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Indonesia memberikan perhatian sangat besar untuk menuju perdamaian di Afganistan. Setelah memastikan akan menjadi tuan rumah pertemuan ulama tripartit yang akan membicarakan soal perdamaian Afganistan, Indonesia juga siap memberikan beasiswa bagi warga Afganistan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang menyertai kunjungan kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Kabul, Afganistan, Rabu (28/2). Beasiswa tersebut ada yang ditawarkan dari Kemementrian ESDM berupa beasiswa pertambangan untuk 20 orang. Program tersebut akan dimulai tahun ini.
Selain dari ESDM, kesiapan pemberian beasiswa juga akan diberikan melalui Kemendikbud sebanyak 100 orang dan ada juga dari Kementerian Agama. "Capacity building ini penting untuk pemberdayaan SDM mereka," ujar Retno seperti yang dilaporkan wartawan Republika, Andi Nur Aminah dari Kabul, Afghanistan.
Pemberdayaan SDM ini sangat diutamakan bagi kalangan swasta. Retno mengatakan, Afganistan butuh pemberdayaan SDM, khususnya di sektor ekonomi. Dengan begitu, kalangan pedagang bisa melakukan menjual barang ke luar negaranya.
Retno mengatakan, Indonesia menjanjikan akan mengirim semacam mentor untuk berbagi infrmasi mengenai masalah perdagangan terutama yang memiliki peluang ekspor dan impor.
Retno mengatakan, Afganistan merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Namun, adanya konflik yang berkepanjangan dan penghalang lain membuat kemajuan negara ini tidak pesat. "Kita akan mentoring, misalnya, bagaimana mengemas suatu barang sehingga bisa dijual untuk kebutuhan ekspor impor," katanya.