Kamis 01 Mar 2018 09:11 WIB

Demokrat: Kemungkinan Poros Baru Bisa Terjadi

Sekarang ini, hanya ada dua kubu, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Didi Irawadi Syamsudin
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Didi Irawadi Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan terbentuknya poros baru kemungkinan bisa terjadi. Pernyataan tersebut menyusul peluang calon presiden (capres) baru semakin sempit karena dua kubu, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto, memiliki elektabilitas yang tinggi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

Didi mengatakan masih ada waktu lebih dari setahun hingga Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 digelar pada 9 April tahun depan. "Kita tunggu saja waktu masih berjalan. Segala kemungkinan masih bisa terjadi,” kata dia, Rabu (28/2). 

Demokrat meraih 10,19 persen suara pada Pemilihan Umum 2014. Angka tersebut tidak cukup menjadi modal untuk pengusungan capres pada Pemilu 2019. Sebab, presential threshold pencalonan presiden dan wakil presiden dalam UU Pemilu yang disahkan tahun lalu sebesar 20 persen. 

Didi melanjutkan Demokrat siap menjadi koalisi dengan syarat memiliki tujuan yang sama. “Kami menyadari tidak bisa mengusung capres sendiri dengan perolehan 10 persen lebih. Sebagian besar partai juga tidak ada yang bisa mengusung capres sendiri,” kata dia. 

PDI Perjuangan yang meraih dukungan terbanyak empat tahun lalu hanya memiliki 18,95 persen suara. Namun, Jokowi tidak hanya diusung oleh PDIP pada Pemilu tahun depan. 

Sejumlah partai yang juga sudah menyatakan dukungan untuk Jokowi pada Pilpres 2019, seperti Partai Golkar, PPP, PKB, dan Partai NasDem. Persentase suara partai-partai tersebut untuk Jokowi hampir mencapai 60 persen. 

Didi mengatakan saat ini Jokowi diuntungkan sebagai pejawat dengan dukungan koalisi yang beranggotakan banyak partai. Namun, dia kembali menyatakan tidak tertutup kemungiinan untuk berkoalisi. 

"Jadi kita lihat saja, kesamaan kesamaan mana yang bisa dibangun antara Demokrat dengan kawan kawan partai lain. Ini yang akan jadi pegangan kami,” ujar dia.

Didi mengatakan masih ada waktu bagi Demokrat untuk menentukan sikap. Pada 10-11 Maret 2018 ini, Demokrat akan melakukan rapimnas, yang bakal dihadiri berbagai struktur Demokrat di daerah. 

Dia mengatakan situasi Demokrat akan berbeda di 2019 dengan Pilpres 2014. Karena itu, rapimnas itu menjadi momen untuk mendiskusikan langkah Demokrat jelang 2019. 

Partai Demokrat akan mendengarkan suara partai dari struktur pusat sampai daerah ke mana keinginan partai jelang Pilpres 2019 nanti. Ini termasuk pembahasan poros Jokowi, poros Prabowo, dan pembentukan poros alternatif.

"Jadi ada tiga kemungkinan yang akan terjadi. Tentu mana nantinya yang paling memungkinkan kita lihat, tergantung kesamaan dengan Demokrat," ungkap Didi.

Demokrat juga sudah mengundang Jokowi untuk hadir ke rapimnas tersebut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement