REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyebutkan Muslim Cyber Army (MCA) yang melakukan penyebaran hoaks berhubungan dengan politik. Menurut dia, MCA berkaitan dengan gelaran pesta demokrasi Pilkada Serentak pada 2018 ini.
"Pasti. Pasti ada (kaitan). Ini kan pak kapolri selalu mengingatkan awal tahun 2018 ini sudah mulai partai memanaskan mesinnya," ujar Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis (1/3).
Kendati demikian, Setyo menyatakan, MCA belum diketahui berafiliasi dengan partai politik (parpol). Polisi masih perlu melakukan pembuktian lebih lanjut. Begitu pula dengan tokoh utama atau pemesan di belakang hoaks yang disebarkan, menurut dia masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Tapi kalau dia hanya sendiri mengunggah bilang iseng itu harus didalami lagi. Isengnya seperti apa," kata Setyo.
Meski unggahan MCA kerap menyudutkan pemerintah, Setyo menyatakan tidak bisa memastikan adanya kemungkinan pesanan dilakukan dari kelompok oposisi pemerintah. Hal ini, kata dia, tetap harus dibuktikan sesuai fakta.
Sejumlah tersangka ditangkap serentak pada Senin (26/2). ML (40 tahun) ditangkap di Sunter, Jakarta Utara. RSD (35 tahun) ditangkap di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. RS ditangkap di Jembrana, Bali. Sedangkan Yus ditangkap di Sumedang Jawa Barat.
Tersangka lain ditangkap di Palu dengan inisial RC, dan seorang lagi di Yogyakarta. Namun, inisial yang ditangkap di Yogyakarta masih belum diketahui.
Selain ujaran kebencian, sindikat ini ditenggarai juga mengirimkan virus kepada kelompok atau orang yang dianggap musuh. Virus ini biasanya merusak perangkat elektronik penerima.