Sabtu 03 Mar 2018 16:49 WIB

Cuaca Ekstrem, Masjid Jadi Tempat Menginap Para Tunawisma

Suhu di Inggris Raya saat ini nol derajat Celcius dan hujan salju yang terus turun.

Sebuah taxi melintas di jalan Kota Birmingham, Inggris yang dipenuhi salju pada Jumat (2/3).
Foto: EPA/Facundo Arrizabalaga
Sebuah taxi melintas di jalan Kota Birmingham, Inggris yang dipenuhi salju pada Jumat (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa masjid di Inggris dan Irlandia membuka pintu bagi para tunawisma karena cuaca dingin terus menggigit. Kondisi suhu saat ini turun di bawah nol derajat dan hujan salju terus berlanjut sejak Senin (26/2) lalu yang melanda seluruh wilayah Inggris Raya.

Kekhawatiran terhadap orang-orang yang rentan terus meningkat pada hari Jumat (Sabtu WIB). Sementara, Kantor Meteorologi mengeluarkan peringatan merah untuk salju - tingkat peringatan tertinggi - di bagian barat daya Inggris dan Wales selatan.

Peringatan dari Amber warnings dan warna kuning diberlakukan di Inggris pada hari Jumat (2/3) dan akhir pekan. Peringatan itu menjelang datangnya Badai Emma yang akan membawa salju tebal dan angin kencang.

Pengurus Masjid Makki di kota utara Manchester, Rabnawaz Akbar mengatakan temperatur cukup parah. "Jadi kami berpikir mengapa kita tidak melakukan sesuatu untuk membantu?" ujar Rabnawaz Akbar, kepada Al Jazirah.

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa sukarelawan berkemah di tempat ibadah, menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi tunawisma di Manchester. Masjid ini juga menawarkan fasilitas mandi untuk mereka yang mencari tempat tinggal.

Masjid yang terletak di daerah yang didominasi penduduk dari Asia Selatan menyediakan makanan tradisional khas Bangladesh dan Pakistan seperti nasi dan ayam kari. Akbar mengatakan, jumlah tunawisma di Manchester terus berkembang.

"Langkah penghematan selama delapan tahun terakhir berarti pelayanan untuk masyarakat membutuhkan tidak ada lagi," ujarnya.

Hal ini menyebabkan orang tidur di jalanan, solusinya bukan hanya tentang orang-orang yang memiliki tempat tinggal. Beberapa orang memiliki masalah kesehatan mental, mereka adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, pecandu narkoba atau imigran yang tidak tercatat.

Seorang tunawisma, Jamie berkata, bahwa ia berpikir untuk memakai heroin atau kokain, supaya ia bisa baik-baik saja malam ini. Ketika dia memikirkan hal ini, seorang pria datang dari samping dan mengajaknya untuk bermalam di masjid.

Jamie termasuk di antara empat orang yang tidur di masjid pada Kamis (2/3) malam. "Saya pecandu, saya belum pernah berada di masjid sepanjang hidup saya," katanya.

Jamie mengatakan bahwa media sering menggambarkan masjid dengan cara yang negatif. "Anda selalu mendapatkan stereotip penggambaran masjid ... Tidak semua orang seperti itu, saya tidak didorong untuk menjadi radikal, itu adalah 'Apakah Anda lapar? Apakah Anda baik-baik saja?"

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement