Selasa 06 Mar 2018 05:10 WIB

Palestina Diminta Setop Dukungan Ekonomi ke Tahanan Israel

Ada lebih dari 6.000 tahanan Palestina di penjara Israel.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Salah seorang tahanan Palestina di penjara Israel (ilustrasi).
Foto: Presstv.ir/ca
Salah seorang tahanan Palestina di penjara Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemimpin Partai Buruh Israel, Avi Gabbay menyatakan, Israel harus memisahkan diri dari orang-orang Palestina.

Dalam Konferensi Presiden Organisasi Yahudi Amerika di AS, Gabbay yang mencalonkan diri sebagai perdana menteri  Israel, mengatakan, warga Palestina harus terlebih dahulu memenuhi beberapa syarat sebelum Israel mempertimbangkan untuk menyetujui tuntutan mereka untuk memiliki negara merdeka.

 

Menurut Gabbay Otoritas Nasional Palestina harus terlebih dahulu menghentikan dukungan ekonominya terhadap keluarga Palestina yang dipenjara dan ditahan oleh Israel.  Ini karena aktivitas mereka melawan pendudukan Israel. 

 

Seperti dilansir di Aljazirah, Selasa (6/3). Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, ada lebih dari 6.000 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. Gabbay yang mengatakan keluarganya bermigrasi ke Israel dari rumah leluhur mereka di Maroko pada 1964, menggambarkan semua orang Palestina yang dipenjara oleh Israel sebagai teroris.

Dia menekankan pemisahan dari Palestina sebagai kunci pemeliharaan mayoritas Yahudi Israel "Orang tua saya meninggalkan sebuah negara berpenduduk mayoritas Muslim untuk menjadi bagian dari negara mayoritas Yahudi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement