Selasa 06 Mar 2018 16:23 WIB

Kasus Difteri di Aceh Meningkat

Dari puluhan kasus difteri tersebut dilaporkan tidak ada yang meninggal dunia.

Seorang pelajar SD tengah mendapatkan Imunisasi Difteri Tetanus (DT).  (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Seorang pelajar SD tengah mendapatkan Imunisasi Difteri Tetanus (DT). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kasus difteri di Provinsi Aceh meningkat menjadi 59 kasus dari sebelumnya 55 kasus dalam dua bulan terakhir sepanjang 2018. Dari puluhan kasus difteri tersebut dilaporkan tidak ada yang meninggal dunia.

"Data per 1 Maret 2018 tercatat 55 kasus, meningkat menjadi 59 kasus per 5 Maret. Artinya, dalam dalam empat hari terakhir ada empat kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Abdul Fatah di Banda Aceh, Selasa (6/3).

Pasien-pasien difteri tersebut dirawat di sejumlah rumah sakit kabupaten atau kota di Provinsi Aceh. Tambahan empat kasus difteri tersebut terjadi di Aceh Besar dua kasus, serta Aceh Tengah masing-masing satu kasus.

Abdul Fatah menyebutkan, 59 kasus difteri tersebut tersebar di 13 dari 23 kabupaten atau kota di Provinsi Aceh. Yang terbanyak terjadi di Kabupaten Pidie dengan 11 kasus.

Kemudian, Kabupaten Aceh Besar 10 kasus, Kota Banda Aceh sembilan kasus, Kabupaten Aceh Jaya tujuh kasus, Kabupaten Aceh Utara enam kasus, serta Kabupaten Bireuen dan Aceh Tengah masing-masing empat kasus. Berikutnya Kota Lhokseumawe tiga kasus, serta Kabupaten Aceh Timur, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Singkil, Kota Subulussalam, dan Kabupaten Aceh Tamiang masing-masing satu kasus.

Jika bandingkan tahun sebelumnya, Abdul Fatah terjadi kenaikan drastis terhadap kasus difteri tersebut. Di mana sepanjang tahun 2017 terjadi 112 kasus difteri di Provinsi Aceh.

"Dan ini tentu mengkhawatirkan kita. Sebab, baru dua bulan saja sudah terjadi 59 kasus difteri atau hampir separuh dari total kasus tahun sebelumnya," kata dia.

Abdul Fatah mengungkapkan sebagian besar kasus difteri tersebut terjadi karena pasien atau korban tidak pernah mendapat imunisasi lengkap. Sehingga daya tahan tubuh terhadap virus difteri menjadi lemah.

Oleh karena itu, kata dia, Dinas Kesehatan Aceh mengimbau orang tua memberikan imunisasi lengkap dan berkala kepada anak. Sebab, imunisasi merupakan upaya mencegah tertularnya virus difteri.

Penyakit difteri ini sangat cepat menular melalui udara, seperti batuk, kena percik air liur maupun terkena sentuhan. "Penyakit ini menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokkan disertai demam dan sesak nafas," kata Abdul Fatah.

Imunisasi menurutnya, untuk kekebalan tubuh dan diberikan secara berkala. Imunisasi tidak bisa diberikan ketika si anak terserang virus. Oleh karena itu, berikan imunisasi secara lengkap dan berkala kepada anak.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement