Selasa 13 Mar 2018 17:30 WIB

Kampanye 'Hari Menghukum Muslim' Timbulkan Kekhawatiran

Surat kaleng itu mengusulkan 3 April sebagai pelaksanaan Hari Menghukum Muslim.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Kampanye tolak Islamofobia
Foto: onislam.net
Kampanye tolak Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi kontraterorisme Inggris sedang menyelidiki surat Hari Menghukum Muslim yang tersebar ke seluruh penjuru negeri. Surat itu mendorong setiap masyarakat ambil bagian dalam kampanye anti-Muslim tersebut.

Dilansir di the Arab Weekly pada Selasa (13/3), surat yang berisi daftar tindakan kekerasan itu juga tersebar secara daring. Surat yang belum diketahui pengirimnya itu mengusulkan 3 April sebagai pelaksanaan Hari Menghukum Muslim.

Tindakannya meliputi pelecehan verbal, melepaskan jilbab wanita, serangan fisik, dan penggunaan bahan kimia bersifat asam sebagai senjata. Daftar dalam surat itu mengajak melakukan tindakan kekerasan pada Muslim dan masjid.

Surat itu memprovokasi masyarakat agar jangan begitu saja mengikuti perintah, layaknya seekor domba. "Domba mengikuti perintah dan mudah dituntun. Mereka membiarkan negara-negara berpenduduk mayoritas kulit putih di Eropa dan Amerika Utara dikuasai mereka yang tidak menginginkan apa pun selain menyakiti kita. Hal itu mengubah negara-negara demokrasi menjadi dipimpin syariah," tulis surat yang beredar itu.

Surat tersebut mengingatkan pada retorika kanan jauh yang dikeluarkan kepala kontraterorisme Inggris Mark Rowley pada akhir Februari. Asisten Kepala Polisi dari kepolisian South Yorkshire, Tim Forber, menyatakan, pihak berwenang terus menyelidiki surat itu. Ia memahami keresahan yang berkembang di masyarakat setelah beredarnya surat tersebut.

"Saya dapat meyakinkan Anda, dokumen-dokumen ini diambil dengan sangat serius dan penyelidikan menyeluruh mengenai keadaan sedang berlangsung," kata Forber.

Surat-surat tersebut sedang diselidiki Counter Terrorism Policing North East. Kepolisian mengimbau dan meminta setiap masyarakat yang menerima surat itu segera melaporkannya.

Sekretaris Masyarakat Inggris Sajid Javid mengutuk penyebaran surat-surat ajakan kebencian itu. "Biarkan saya menjelaskan, Muslim Inggris harus hidup tanpa rasa takut disiksa dan diserang. Kami akan melakukan segalanya dengan kekuatan kita untuk mengatasi orang-orang yang menyebarkan kebencian," tulisnya di akun Twitter-nya.

Meskipun mendapat kepastian dan penyelidikan polisi, kelompok dan tokoh masyarakat Muslim mengungkapkan kekhawatirannya. Mereka menghubungkan kampanye tersebut dengan sentimen anti-Muslim yang makin meluas di seluruh penjuru negeri.

"Surat ini tampaknya merupakan gejala kebangkitan Islamofobia yang telah kita saksikan akhir-akhir ini," kata sebuah pernyataan dari kelompok Keterlibatan dan Pengembangan Muslim (MEND).

Pernyataan itu meminta pemerintah menyikapi Islamofobia sama seriusnya dengan bentuk kejahatan kebencian lainnya. Kelompok antikebencian, Tell Mama, menjadi kelompok pertama yang membawanya ke permukaan. "Kami terus menerima laporan tentang surat ini dari seluruh negeri," kata @TellMamaUK.

Menurut Tell Mama, laporan penerimaan surat datang dari Bradford, Leicester, London, Cardiff, dan Sheffield. Direktur Tell Mama Iman Atta mengatakan, surat tersebut membawa ketakutan pada komunitas Muslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement