REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) yakin belum ada sikap resmi Demokrat akan bergabung ke koalisi partai pendukung Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini. Hal ini merujuk pada pernyataan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat pembukaan Rapimnas Demokrat akhir pekan lalu.
Sekjen PAN, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno mengatakan apa yang disampaikan SBY dalam pernyataan di pembukaan Rapimnas Demokrat masih sangat tentatif. Pernyataan itu bisa sangat berubah sesuai perkembangan dinamika politik ke depan.
Dan secara pribadi ia melihat apa yang disampaikan pak SBY bukan sinyal untuk berkoalisi dengan Jokowi. Tapi lebih pada semangat bersama sebagai mantan presiden melanjutkan kinerja pemerintah, membawa Indonesia semakin maju.
"Apa yang disampaikan SBY layaknya disampaikan seorang negarawan yang ingin melihat pemerintahan ini memiliki kesinambungan," ujar Eddy kepada wartawan, Selasa (13/3).
Apa pun yang akan disampaikan secara definitif oleh Demokrat soal koalisi terkait Pilpres 2019 akan terlihat mendekati tahapan pilpres dalam beberapa waktu ke depan. PAN sendiri diutarakan Eddy masih menindaklanjuti komunikasi yang intens antartiga partai bersama Demokrat dan PKB untuk menjajaki poros koalisi baru.
"Saya rasa koalisi baru ini bukan hal yang tidak mungkin. Kita antar tiga partai ini terus bicara sehingga prospeknya pada pembicaraan lebih teknis dan detail," ungkap Eddy.
Soal nama siapa yang akan diusung, ia mengatakan komunikasi belum sampai ke sana. Namun, pada waktunya ia yakin tiga partai akan menyepakati bersama soal koalisi bersama dengan siapa pihak yang akan diusung bersama sebagai capres dan cawapres.
"Intinya sekarang menyatukan titik temu konsensus tiga partai untuk bersama sama mendorong poroa ke tiga," ungkapnya. Karena, menurutnya, jika satu di antara tiga ini tidak solid dengan konsensus tersebut, maka rencana koalisi baru tidak akan terwujud.