REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Sebanyak 21 Sekolah Dasar Negeri (SDN) dari total 52 sekolah di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum. Akibatnya, sekolah-sekolah tersebut tidak bisa digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Ketinggian banjir di 21 sekolah mencapai satu meter. Para siswa terpaksa belajar di ruang-ruang darurat, seperti di gedung Desa Dayeuhkolot. Namun, jika ruang tersebut terendam banjir maka KBM dihentikan sementara.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TK, SD dan PNFI, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Setiawan mengatakan meski terendam banjir, aktivitas belajar-mengajar tetap berjalan di tempat-tempat darurat. Jika tidak memungkinkan siswa diperbolehkan belajar di rumah masing-masing yang tidak terendam banjir.
"Alhamdulilah KBM tetap berjalan walaupun di tempat darurat. Nah kalau sudah tidak memungkinkan di tempat darurat, anak-anak diberi tugas belajar di rumah masing masing," ujarnya, Selasa (13/3).
Ia mengatakan jumlah siswa SDN di Dayeuhkolot kurang lebih sebanyak 13 ribu lebih dan tersebar di 52 SDN. Banjir di 21 sekolah tersebut berada di daerah pemukiman penduduk dengan datarannya lebih rendah dibandingkan daerah lainnya di Dayeuhkolot.
Menurutnya, sekolah yang sering langganan banjir sebaiknya bangunannya ditingkatkan. Selain terendam banjir beberapa ruang guru di SDN VII ambrol sebagian. Saat ini jumlah sekolah yang bertingkat baru 10 sekolah.
"Paling tidak kalau berlantai dua, saat banjir besar bisa menyelamatkan peralatan sekolah seperti buku, komputer dan lainnya," katanya.