Selasa 20 Mar 2018 13:11 WIB

Pemprov DKI Pastikan tak Ada Telur Palsu

Tidak ada peredaran telur palsu di wilayah DKI Jakarta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Telur
Foto: wikipedia
Telur

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah adanya peredaran telur palsu di pasaran. Hal tersebut didapatkan setelah melakukan serangkaian uji coba laboratorium terhadap beberapa sampel acak dari sejumlah pasar di DKI Jakarta, yang telah dilakukan sejak adanya laporan peredaran telur palsu pada 14 maret lalu.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta (KPKP), Sri Hartati mengatakan, setelah melakukan uji coba laboratorium terhadap sampel telur tersebut, ditemukan positif DNA ayam. Sehingga tidak ada peredaran telur palsu di wilayah DKI Jakarta.

"Secara fisik tidak ada, tapi sebenarnya secara DNA itu positif dari ayam. Tidak ada sama sekali. Scientific basicnya positif DNA dari ayam. Yang disangkakan itu bukan telur ayam, (informasi) itu tidak benar," kata Sri yang juga merupakan Pelaksana Harian Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas KPKP di Jakgrosir PD Pasar Jaya, Jakarta Timur, Selasa (20/3).

Untuk itu, Sri meminta kepada masyarakat, khususnya DKI Jakarta untuk bijak dalam menyikapi informasi tersebut. Ia juga meminta agar masyarakat DKI Jakarta tidak takut untuk mengkonsumsi telur, hanya karena informasi yang beredar.

"Saya ingin sekali masyarakat untuk bijaksana, untuk cerdas mengatasi hal ini semua. Yangjelas yakin dulu bahwa tidak ada peredaran telur palsu," tegasnya.

Bagi masyarakat yang tidak yakin dengan telur yang beredar di pasaran, lanjutnya, bisa langsung membawa sampelnya ke laboratorium, atau langsung melapor kepada petugas maupun Dinas KPKP. Sebab, Dinas KPKP yang juga bertugas untuk mengawasi pangan, terbuka dalam menerima laporan masyarakat.

"Prinsipnya kita era terbuka, tapi kita tetap sebagai pemerintah punya tanggungjawab sebagai pegawas dan melakukan pengawasan.Semua produk pangan kita awasi," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement