Selasa 20 Mar 2018 13:56 WIB

Operasi Tinombala Bisa Menjadi Operasi Kemanusiaan

Operasi Tinombala masih berlanjut dan belum ditentukan berlangsung hingga kapan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah personil Brimob yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2017 berjaga di Pos Pengamanan di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (2/4).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Sejumlah personil Brimob yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2017 berjaga di Pos Pengamanan di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menyatakan operasi kontra terorisme di Indonesia bagian timur, yakni Operasi Tinombala, bisa berganti menjadi operasi kemanusian. Saat ini, operasi kontra terorisme itu masih berlanjut dan belum ditentukan akan berlangsung hingga kapan. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan, durasi Operasi Tinombala disesuaikan dengan situasi dengan kondisi yang terjadi di bagian timur Indonesia. Karena itu, operasi ini bisa diganti maupun dimodifikasi. 

"Kalau misalnya sudah aman dan macam-macam mungkin akan diganti operasi lain atau operasinya sama, tetapi cara bertindaknya beda. Bisa saja angle-nya kepada kemanusiaan," ujar Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (20/3).

Iqbal menerangkan penyebab berlanjutnya operasi ini karena masih ada sejumlah sisa kelompok teroris Santoso yang belum tertangkap. "Ada beberapa masih kami kejar," kata Iqbal.

photo
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal. (Republika/Irman Firmansyah)

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian juga menyebutkan, operasi Tinombala ini dilakukan di Poso karena masih ada beberapa orang yang melakukan aktivitas berbau terorisme. "Masih ada kurang dari sepuluh orang lagi yang melakukan aksi di sana," ujar Tito saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/3).

Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan unsur Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengejar kelompok Teroris Santoso. Operasi ini berlangsung sejak 2016 lalu. Santoso selaku pimpinan pun tewas dan sejumlah teroris lainnya diamankan.

Tito menyatakan, Operasi ini masih terus berlangsung. Namun, terdapat pengurangan personel dalam operasionalnya. "Operasi ini belum kita cabut dan terus dilakukan tapi anggota dikurangi sesuai dengan pelaku atau target di sana," kata Tito.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement