Selasa 20 Mar 2018 18:33 WIB

Semarang Revitalisasi Objek Wisata untuk Gaet Wisatawan

Rawapening ditargetkan bersih eceng gondok satu hektare sehari.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Aktivitas nelayan keramba di danau alam Rawapening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Aktivitas nelayan keramba di danau alam Rawapening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Upaya pembersihan eceng gondok dari permukaan Danau Rawapening terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang dengan dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembersihan gulma air ini dilakukan untuk mengembalikan kualitas lingkungan dan fungsi rawa yang memiliki luas mencapai 2.670 hektare itu bagi masyarakat di sekitarnya.

Bupati Semarang dr H Mundjirin ES SpOG mengatakan, setelah upaya pembersihan selama satu tahun, luas hamparan eceng gondok yang telah dibersihkan mencapai 80 hektare. "Masih ada waktu dua tahun untuk membersihkan gulma air ini dari permukaan Rawapening. Kami ditarget waktu tiga tahun harus selesai oleh Kementerian PUPR untuk membersihkan gulma air itu dari permukaan Rawapening," ungkapnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (20/3).

Saat ini, lanjutnya, proses pembersihan eceng gondok di Waduk Rawapening terus dikebut. Karena eceng gondok memang persoalan lama dan hingga kini memang belum terselesaikan di Rawapening.

Guna menuntaskan persoalan gulma air tersebut, proses pembersihan pun ditarget seluas 1 hektare per hari. Jika hal ini dapat dilakukan, maka dalam dua tahun ke depan permukaan Rawapening bakal bersih dari tanaman enceng gondok ini.

Namun, menurut Mundjirin, target satu hektare per hari ini tidak mudah. Karena dalam proses pembersihan tersebut juga harus memperhitungkan akan ditempatkan ke mana eceng gondok yang sudah diangkat.

"Setiap harinya tiga buah kapal akuatik yang dioperasikan dari Sermaga Sumurup, Desa Asinan, Bawen, mengangkat hampir satu hektare eceng gondok ke daratan," katanya.

Selama proses pembersihan eceng gondok ini berlangsung, kata Bupati, Pemkab Semarang juga melaksanakan penataan kawasan objek wisata Bukit Cinta di Kecamatan Banyubiru. Bukit Cinta akan dikembangkan oleh Kementerian PUPR menjadi satu objek wisata terpadu. Pemkab Semarang hanya mempersiapkan lahannya. Selain Bukit Cinta, lokasi Pemandian Muncul juga masih proses pembangunan, lanjut Mundjirin.

Di dalam objek wisata tersebut, katanya, akan dibangun water boom. Sehingga, diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan lebih banyak. Demikian halnya dengan arena pacuan kuda di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran.

Tahun ini, Kabupaten Semarang sedang berbenah untuk meningkatkan kapasitas sejumlah objek wisata. "Sehingga, upaya ini akan mampu mendongkrak kunjungan wisata ke daerah kami," katanya menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement