Senin 26 Mar 2018 19:50 WIB

Uber Gabung ke Grab, Pengemudi Galau

Sebagian besar pengemudi mengeluhkan keputusan Uber yang mau bergabung dengan Grab.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Budi Raharjo
Uber Taksi
Foto: Google
Uber Taksi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Aliansi Driver Online (ADO) Christiansen FW Wagey mengungkapkan tidak semua pengemudi taksi daring yang menjadi mitra Uber menyambut baik dengan keputusan baru aplikasi tersebut. Grab hari ini (26/3) resmi mengumumkan untuk Uber resmi akuisisi Uber.

"Lagi pada galau karena Uber bergabung ke Grab," kata Christiansen kepada Republika, Senin (26/3).

Dia menjelaskan, mitra atau pengemudi taksi daring dari Uber juga ada yang tergabung dalam ADO. Lalu sebagian besar mengeluhkan keputusan Uber yang bersedia bergabung dengan Grab.

Salah seorang anggota ADO yang juga menjadi pengemudi taksi daring Uber, Normayanti mengakui dirinya juga menyangkan hal tersebut terjadi. Meskipun begitu, Normayanti mengharapkan dengan bergabungnya Uber ke Grab tidak akan merugikan para mitranya.

"Ya kalau buat saya pribadi, asal tidak merugikan pengemudi Uber, saya sebenarnya tidak keberatan. tapai kalau sistemnya banyak yang memberatkan otomatis para driver juga akan teriak lagi," ujar Normayanti.

Terlebih, Normayanti menuturkan dengan bergabungnya Uber dengan Grab maka harus ada pendaftaran ulang kembali. Pengemudi taksi daring Uber harus melakukan verifikasi data kembali setelah nantinya aplikasi berubah.

Normayanti merasa hal tersebutsangat membingungkan bagi pengemudi Uber. "tapi driver juga bingung kalau data Uber dan Ggrab itu ada yang beda. Mungkin driver harus memilih," jelas Normayanti.

Padahal, Normayanti merasa saat ini duah memiliki kenyamanan sebagai pengemudi Uber karena tidak harus mengejar jam insentif. Begitu juga tidak ada target waktu harian perjam yang dibebankan kepada sopir.

Dengan bergabungnya Uber kepada Grab, Normayanti berharap tarif dan penghasilan yang diterima pengemudi bisa bertambah. Dia juga berharap, nantinya tarif bisa sesuai dengan peraturan pemerintah.

Meski sudah resmi bergabung, aplikasi Uber saat ini masih tetap beroperasi selama dua pekan ke depan. Hal itu dilakukan untuk memastikan stabilitas para mitra Uber.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement