Selasa 27 Mar 2018 04:07 WIB

Demi Lovato Sempat Ingin Bunuh Diri

Lovato pertama kali mencoba bunuh diri pada usia tujuh tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Demi Lovato
Foto: AP Photo
Demi Lovato

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Penyanyi Demi Lovato menyatakan dulu sempat memiliki keinginan melakukan bunuh diri. Hanya saja, dia belum mau membicarakan alasan mengapa keputusan itu muncul pada dirinya.

"Pertama kali saya mencoba bunuh diri adalah ketika saya berusia tujuh tahun dan saya memiliki daya tarik dengan kematian," ujar pelantun "Sorry Not Sorry" dikutip dari E! Online, Senin (26/3).

Lovato mengatakan, ketika itu dia menjadi anak yang begitu menderita. Saat itu, dia merasa ketika mengambil nyawanya sendiri maka penderitaan itu akan berakhir.

Keinginan bunuh diri pun kembali muncul pada penyanyi "Skyscraper" ketika dia beranjak dewasa. Saat dia mesti melawan depresi dan gangguan bipolar, kondisinya pun kembali memburuk dan membuat keluarganya khawatir dia akan kembali berpikiran menghilangkan nyawanya sendiri.

Saat merasa tertekan, Lovato remaja memilih mengonsumsi narkoba dan alkohol agar bisa menghilangkan beban-beban tersebut. Perisakan yang didapatkan membuatnya semakin terpuruk dan jatuh lebih dalam.

"Hal yang benar-benar menyakiti saya adalah teman-teman berpaling dari saya. Itu adalah drama kecil yang dilakukan anak-anak berusia 12 tahun di kelas tujuh," kata Lovato.

Tapi, saat ini Lovato telah dapat menangani masalah-masalah yang menyertainya ketika muda. Bahkan, dia menjadi sosok yang sering menyuarakan kesehatan mental dan mendorong orang lain menyadari tentang itu untuk segera mendapatkan bantuan dari orang profesional.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement