REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artis Sophia Latjuba dan putrinya Eva Celia sejak beberapa waktu terakhir mengikuti pola makan vegan. Alasan keduanya hanya mengonsumsi pangan nabati adalah karena keperduliannya pada bumi akibat industri peternakan yang masif.
Sophia Latjuba dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (28/3), mengatakan sejatinya ada berbagai alasan yang menjadi motivasi dan alasan kenapa dia beralih menjadi seorang vegan. "Saya tidak bisa membiarkan pengrusakan habitat alam, lingkungan, dan planet bumi terjadi di depan mata saya. Untuk hal yang satu ini, saya dan kita semua harus berani bersuara lantang," kata artis yang juga dikenal dengan nama Sophia Muller itu.
Perempuan yang lahir pada 8 Agustus 1980 itu sudah berbicara kepada ratusan pengunjung untuk berkampanye pola hidup vegan dalam "Earth Day Vegan Festival di Tribeca Central Park" beberapa waktu lalu. Ia tidak memungkiri bahwa sebagian orang memiliki prinsip "hidup sehat adalah pilihan" dan hal itu tidak bisa dipaksakan.
"Tetapi, orang-orang harus paham bahwa mereka hidup di dunia ini tidak sendirian. Kita hidup bersama-sama di planet bumi yang sama, dan satu-satunya," tuturnya.
Sophia mengingatkan tentang dampak industri peternakan modern terhadap habitat alam, lingkungan dan kelangsungan berbagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Industri peternakan modern, kata dia, banyak mengkonversi hutan untuk dijadikan lahan peternakan.
"Ini berarti bahwa pasokan oksigen yang sebelumnya dihasilkan oleh rerimbunan pohon tersebut, akan berkurang. Industri peternakan modern juga membutuhkan pasokan air bersih yang sangat banyak. Belum lagi kotoran dari hewan ternak yang melepaskan gas buangan yang menjadi salah satu sumber emisi gas rumah kaca," ujarnya.
Tak berbeda jauh dengan sang ibu, Eva Celia juga telah menjalani pola hidup vegan. Bahkan menurut Sophia, Eva termasuk aliran garis keras. Pola vegan yang dijalani oleh Eva, tidak hanya sebatas pola makan yang menolak atau menghindari semua produk hewan beserta turunannya termasuk susu, telur, dan madu.
Namun lebih jauh lagi, Eva juga menolak atau menghindari semua produk mode yang berasal dari produk hewan seperti tas kulit, ikat pinggang kulit, sepatu kulit, dan lain-lain. Di dalam kesehariannya, Eva mengaku sangat "concern" terhadap jejak karbon ("carbon foot print") dari berbagai produk yang akan dia pakai.