Rabu 04 Apr 2018 18:41 WIB

Persis: Sukmawati Gagal Memahami Arti Budaya di Indonesia

Persis menilai Sukmawati telah gagal pahami arti budaya yang berkembang di Indonesia

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Tarbiyah PP Persatuan Islam (Persis), Irfan Saprudin menanggapi soal puisi yang dibacakan oleh Sukmawati Soekarnoputri tentang budaya Indonesia. Ia menilai, dalam konteks puisi tersebut, Sukmawati telah gagal memahami arti budaya yang berkembang di Indonesia.

Menurutnya, jika putri dari Proklamator Kemerdekaan bangsa Indonesia Soekarno itu berbicara di Barat, tidak akan ada reaksi seperti halnya sekarang yang membuat puisinya menjadi viral. Karena menurutnya, hal demikian di Barat sudah terbiasa. Namun di Indonesia, Irfan mengatakan bahwa Sukmawati harus mengerti tradisi dan budaya yang berkembang.

"Kalau lah yang bersangkutan bisa paham dan mengerti serta menghormati, terutama terhadap nilai-nilai Islam yg menjadi anutan mayoritas Umat Islam, maka Mba Sukmawati menjadi Budayawan atau seniman yang sejati. Melihat kejadian sekarang, Mba Sukma salah dan tidak tepat mengekspresikan pembacaan puisinya dengan kalimat-kalimat yang meresahkan bahkan cenderung penghinaan," kata Irfan, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Rabu (4/4).

Bagi seorang budayawan atau seniman, Irfan mengatakan ekspresi seni adalah kebebasan yang seluas-luasnya yang tidak tersekat oleh tradisi, budaya, norma-norma adat, bahkan agama. Mereka berprinsip bebas nilai, bahwa seni dikembangkan untuk seni (art for art), dan terbebas dari kepentingan (nilai). Hal demikian menurutnya merupakan pendapat aliran liberalisme atau yang lebih ekstrim yaitu aliran liberalisme-atheisme.

Namun demikian, Irfan mengatakan kondisi negara ini berbeda, yaitu Indonesia sebagai negara Timur dengan budaya Timur. Yang disebut budaya Timur tersebut, menurutnya, ialah setiap cara berpikir, cara pandang, cara merasa selalu dikaitkan dengan tradisi yang ada (adat istiadat), di Dunia Timur yang budayanya didasari oleh agama.

Dalam konteks Indonesia, kata dia, bangsa (warga) selalu berpegang kepada nilai-nilai agama. Karena itu, ia mengatakan bahwa budaya Timur adalah budaya Religius. Hal itu berbeda dengan Barat yang telah memisahkan antara kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budayanya dengan agama, yang dikenal Sekulerisasi.

Terkait ini, Irfan menambahkan bahwa religiusitas bangsa Indonesia harus dipahami oleh orang Indonesia sebagai hal yang mejadi aura dan kebatinan kehidupannya. Sehingga, semua orang yang ada di Indonesia harus paham, mengerti dan menghormatinya.

"Saya belum melihat seorang Mba Sukma sebagai seorang seniman yang sejati. Bisa jadi sekarang baru pengakuan sepihak," tambahnya.

Berikut puisi yang dibacakan Sukmawati di ajang Indonesia Fashion Week 2018 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (28/3):

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka

Menyatu dengan kodrat alam sekitar

Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia

Saat penglihatanmu semakin asing

Supaya kau dapat mengingat

Kecantikan asli dari bangsamu

Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azan mu

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu cipta

Helai demi helai benang tertenun

Lelehan demi lelehan damar mengalun

Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia

Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement