Kamis 05 Apr 2018 08:54 WIB

Ini Strategi Demonstrasi Damai Palestina untuk Lawan Israel

Warga Palestina mengumpulkan sebanyak mungkin ban untuk dibakar di Jalur Gaza.

Red: Nur Aini
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Massa aksi Palestina mengumpulkan ban di daerah perbatasan jalur Gaza Israel untuk dibakar selama demonstrasi yang dijadwalkan pada Jumat (6/4).

"Asap dari ban yang dibakar dimaksudkan untuk menghalangi pandangan tentara Israel yang ditempatkan di sepanjang perbatasan," kata warga Palestina yang bernama Hossam Maaruf.

Maaruf menjelaskan mereka telah membuat rencana untuk membakar ban sepanjang hari. Mereka tidak akan membakar semua ban secara bersamaan guna menghalangi pandangan penembak jitu Israel selama mungkin.

Sedikitnya 17 orang Palestina tewas dan lebih dari 1.200 orang lagi cedera pada Jumat lalu, saat pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah sejumlah pemrotes Palestina yang memperingati Hari Tanah Palestina. Demonstrasi terbuka tersebut adalah permulaan dari protes selama enam-pekan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 15 Mei, yang merupakan peringatan berdirinya negara Yahudi. Sementara, rakyat Palestina memperingati pemindahan paksa dua-pertiga rakyat Palestina dan pembersihan etnik dari 418 desa Palestina.

Pemuda Palestina bergegas untuk mengumpulkan sebanyak mungkin ban untuk digunakan sebagai senjata pertahanan selama demonstrasi.

"Ini adalah bagian dari rencana bentrokan damai yang akan kami lancarkan guna mengurangi jumlah korban jiwa dan kematian selama protes," kata seorang pemuda, yang tak mau disebutkan jati dirinya.

Warga Palestina melancarkan hashtag "The Tire Friday" di media sosial guna mendorong gerakan massa yang dilancarkan rakyat Palestina pada Jumat lalu. Hashtag tersebut menjadi pusat perhatian beberapa jam setelah diluncurkan. Membakar ban dilakukan setelah mereka menyadari pentingnya pembakaran ban sebab asap tebal dan hitam akan mengganggu pandangan penembak jitu Israel.

Itu bukan pertama kali rakyat Palestina membakar ban selama bentrokan dengan tentara Israel. Hal itu adalah gagasan yang pertama kali digunakan selama perlawanan yang juga dikenal dengan nama intifadah, pada 1987. Tapi kali ini, untuk pertama kali mereka membakar sangat banyak ban di ujung timur Jalur Gaza.

Penyelenggara pawai membuka jalan kecil antara lahan pertanian yang akan digunakan sebagai jalur gerobak yang ditarik keledai dan sepeda roda tiga yang membawa ban tersebut. Berbarengan dengan pengumpulan ban, demonstran membakar sebagian ban di beberapa daerah di sepanjang perbatasan untuk menguji-coba gagasan itu.

Selain membakar ban, pemrotes juga akan menggunakan cermin untuk memantulkan sinar Matahari ke mata penembak jitu Israel untuk mengganggu pandangan mereka.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement