REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tembakan militer Israel menewaskan seorang warga Palestina di perbatasan Gaza dan seorang lagi tewas akibat luka yang ia derita beberapa hari lalu. Dengan demikian, korban tewas telah mencapai 19 orang selama warga Palestina menggelar protes dalam sepekan ini.
Israel menyatakan salah satu pesawat militer mereka membidik militan Palestina di perbatasan Gaza. Kepala juru bicara militer Israel Brigjen Ronen Manelis mewanti-wanti, tentara Israel bisa masuk lebih dalam ke Gaza jika aksi protes warga Palestina tidak berhenti. ''Kami mendapat kabar esok akan ada aksi yang disertai pembakaran barang-barang berkedok protes warga sipil yang ditunggangi Hamas untuk melawan kami,'' kata Manelis, demikian dikutip Reuters, Kamis (5/4).
Kematian terakhir warga Palestina tersebut meningkatkan kekhawatiran internasional akan kekerasan terhadap warga di Palestina. Apalagi, LSM-LSM HAM menyatakan petugas menggunakan senjata dalam upaya pembubaran massa aksi.
Puluhan ribu warga Palestina menggelar protes selama enam pekan di perbatasan Gaza. Mereka mendesak dibolehkannya warga Palestina di pengungsian atau dari wilayah luar Palestina untuk kembali ke tanah leluhur mereka yang kini diokupasi Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan investigasi independen atas aksi protes warga Palestina sejak hari pertama digelar pada Jumat (31/3) pekan lalu. Sementara kelompok sayap kanan Israel, BTselem, mendesak militer Israel tidak menggunakan senjata dalam menagani massa yang protes. ''Menggunakan senjata itu ilegal,'' ungkap B'Tselem.
Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.
Otoritas Kesehatan Palestina menyatakan seorang remaja Palestina tewas setelah ditembak pasukan Israel saat hari pertama aksi protes digelar. Seorang lagi juga tewas saat demonstrai pada Selasa (3/4). Dua hari kemudian pada Kamis (5/4), seorang pria Palestina berusia 33 tahun juga ditembak Israel.
Israel berkilah apa yang mereka lakukan adalah untuk mempertahankan perbatasan negara mereka. Militer Israel menyatakan pasukan mereka hanya memakai senjata kepada mereka yang berusaha menyabotase aksi atau mereka yang melempari batu.