Ahad 08 Apr 2018 23:05 WIB

Jejak Islam di Afrika Tengah

Islam tak berkembang di negara ini.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Republik Afrika Tengah
Foto: africannews
Republik Afrika Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam di Republik Afrika Tengah tidak pernah memiliki pengikut yang besar karena secara tradisional mereka berasal dari perdagangan budak. Bahkan pengaruh Libya selama kepresidenan Patasse tidak mampu menjadikan agama ini berkembang.

Dilansir invisible-dog.com Meskipun demikian, minoritas Muslim Afrika Tengah terutama suku Bororo yang pastoralis dan nomaden dianggap kaya. Ini telah memicu kebencian dan ketegangan antarsuku selama bertahun-tahun.

Dalam struktur etnis Republik Afrika Tengah, 80 persen suku Bantu mendominasi negara ini. Mereka terdiri dari suku Baya di barat daya (32 persen dari populasi saat itu), Suku Mandja (21 persen) di pusat-barat, Suku Banda ( 27 persen) di tengah-timur datang dari Kongo dan Sudan, Sara (10 persen) yang berasal dari Chad dan Sango.Suku yang terakhir tinggal di sepanjang tepian sungai Ubangui. Mayoritas orang- orang ini memeluk Kristen atau animisme.

Hanya minoritas Fulbe dan Bororo (atau Mbarara) di utara dan barat laut negara itu adalah Muslim. Mereka juga mendatangkan umat Islam yang tinggal di sebagian besar Afrika Barat.

Sejarah Republik Afrika Tengah selalu dikaitkan dengan nama seorang pendeta Barthelemy Boganda, yang menghimpun dan menggerakkan masyarakat memperoleh kemerdekaan pada 1960. Dia meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat yang misterius.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement