REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam bukunya Rihlah Ibn Jubair, Ibn Jubair juga menggambarkan situasi kontras lain yang dialami Muslim Palermo. Muslim memiliki banyak masjid dan pengajar Alquran, mereka juga diizinkan mengumandangkan azan. Pun, mereka bebas berdagang serta memiliki hakimnya sendiri untuk menyelesaikan sengketa hukum yang mereka alami.
Bagaimanapun, ungkap Jubair, posisi Muslim sangat rentan. Sebab, mereka bergantung pada perlindungan kerajaan atau para bangsawan. Mereka juga harus menghadapi risiko antipati dari orang-orang Latin. Orang tua yang Muslim, menghadapi banyak kendala untuk mencegah anak-anaknya berpindah keyakinan dengan memeluk Kristen.
Muslim yang ingin mendapatkan posisi di pemerintahan, ungkap Jubair, mesti mengubah atau menyembunyikan identitasnya sebagai Muslim. Pada masa itu, ia melihat ketegangan yang nyata antara Muslim dan pemeluk Kristen. Ia merasa sedih melihat kondisi yang memprihatinkan itu.