Jumat 13 Apr 2018 05:15 WIB

Pakar Kimia Berusaha Identifikasi Zat Kimia di Suriah

Ada zat yang belum diketahui yang menyerang sistem saraf.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
 Foto ini dirilis oleh kantor berita resmi Suriah SANA, menunjukkan pasukan pemerintah Suriah mengawasi evakuasi para pejuang dan keluarga mereka dari kota terkepung Douma, sebelah timur Damaskus, Suriah, pada Senin, 2 April 2018.
Foto: SANA/AP
Foto ini dirilis oleh kantor berita resmi Suriah SANA, menunjukkan pasukan pemerintah Suriah mengawasi evakuasi para pejuang dan keluarga mereka dari kota terkepung Douma, sebelah timur Damaskus, Suriah, pada Senin, 2 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, DOUMA -- Para korban serangan senjata kimia di Kota Douma, Ghouta timur, membanjiri fasilitas kesehatan Suriah sejak Sabtu (7/4) lalu. Mereka menunjukkan gejala terkena paparan bahan kimia beracun, yaitu mulut berbusa, sulit bernafas, dan mata terasa seperti terbakar.

Menurut laporan yang disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari Suriah, sekitar 500 orang telah dirawat di fasilitas kesehatan karena gejala serupa. Kejadian ini dianggap sebagai peristiwa yang tidak biasa, bahkan di daerah yang telah dilanda konflik selama berbulan-bulan.

Para dokter mengobati gejala yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Beberapa pasien mengalami kejang-kejang, pupil mata yang mengecil, dan detak jantung yang melambat sehingga mereka nyaris dianggap tewas.

Semua pasien mengeluh mencium bau menyengat, seperti klorin. Bahan kimia industri jenis klorin sebelumnya telah dijatuhkan di Douma dan daerah lainnya di Ghouta timur selama beberapa kali dan para dokter dapat dengan mudah mengenali gejalanya.

Namun tampaknya ada bahan kimia lain yang menyerang para korban dan dokter-dokter di Suriah tidak tahu bagaimana cara menanganinya.

"Ada yang menyerang sistem saraf. Klorin tidak berdampak seperti itu. Meskipun ada zat kimia klorin pada beberapa korban yang kami rawat, ada juga zat kimia yang lain," kata seorang dokter yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, seperti dilaporkan laman The Guardian.

Dalam lima hari sejak serangan itu, teknisi intelijen telah meneliti gambar citra satelit, penyadapan radio, dan jalur penerbangan untuk mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi di Douma. Di Yordania, para pejabat tengah bersiap menerima sampel-sampel biologis dari sekitar 42 jasad korban serangan kimia dan ratusan lainnya yang selamat.

Rute penyelundupan masuk dan keluar dari Damaskus dan penyeberangan darurat sepanjang perbatasan Yordania dapat tiba-tiba terbuka setiap kali ada kebutuhan. Mendapatkan sampel, terutama dari jasad korban, untuk laboratorium telah menjadi prioritas utama, terlebih AS sedang mencoba mencari tahu apakah zat kimia yang digunakan dalam serangan tidak hanya klorin.

"Tes darah dan urine akan memberikan hasil hingga satu minggu ke depan, atau mungkin lebih lama," kata seorang pejabat yang berbicara secara anonim. Ia sebelumnya telah memeriksa sampel zat kimia yang diambil dari korban serangan sarin di Ghouta pada Agustus 2013 dan di Khan Sheikhoun pada April tahun lalu.

"[Agen saraf] akan menghilang sangat cepat. Jika akan ada tim misi pencari fakta, maka mereka harus segera tiba di lokasi," tambah dia.

Jerry Smith, yang memimpin misi PBB untuk mengawasi penarikan zat kimia sarin milik pemerintah Suriah pada akhir 2013, mengatakan gejala yang ditunjukkan korban bisa menunjukkan paparan agen saraf lainnya selain klorin. "Sangat berharga untuk menjelaskan gejala apa yang diketahui. Jumlah korban, kecepatan kematian mereka, dan bagaimana tubuh mereka gemetar," jelasnya.

Menurutnya, organophosphate yang diakibatkan racun, termasuk sarin, dapat menyebabkan gejala-gejala seperti pupil mata mengecil dan mulut berbusa. Di Paris, London, dan Washington, badan-badan intelijen tengah mempelajari video yang diambil dari wilayah tempat sebagian besar korban tewas ditemukan.

Pada Selasa (10/4), para pejabat AS mengatakan bom yang menghantam bangunan perumahan tiga lantai di Douma mengandung klorin dan agen saraf lain. Mereka bersikeras bom itu dijatuhkan dari salah satu dari dua helikopter pemerintah Suriah yang telah lepas landas dari pangkalan udara Dumayr di utara Douma, 30 menit sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement