REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon wali kota Bandung nomor urut 3 Oded M. Danial mengaku prihatin dengan kasus Miras oplosan yang memakan puluhan korban jiwa di Jawa Barat, termasuk Kota Bandung. Oded mengatakan Miras masih banyak dijual bebas sehingga berpotensi disalahgunakan.
Oded mengharapkan penjualan Miras ditiadakan lagi. Menurutnya pajak yang didapatkan negara dari minuman beralkohol tidak sebanding dengan dampak negatif yang ditimbulkan.
"Saya berharap harusnya sudah ditiadakan (Miras). Kita berupaya harus menjauh dari yang namanya Miras. Regulasi pemerintah enggak bisa hanya sekedar mengharapkan ada pajak dari Miras. Bahayanya hancurnya bangsa ini jauh lebih besar. Saya berharap kepada pemerintah daerah dan pusat kita lebih baik bersikap tegas dengan Miras ini," kata Oded ditemui di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Rabu (11/4).
Oded berpendapat, pemerintah sebagai pembuat regulasi harus dapat meninjau ulang terkait keberadaan Miras. Keberadaan miras dinilainya menjadi bahaya laten terutama bagi pemuda sebagai generasi penerus bangsa.
Ia mengatakan jika memimpin Kota Bandung akan menekan peredaran Miras di Kota Bandung. Perda terkait Miras yang berlaku akan benar-benar ditegakkan di mana tidak dapat dijual secara bebas. Untuk Miras-Miras yang banyak dijual di warung-warung, ia mengaku akan mengintensifkan razia dan pengawasan dengan melibatkan Satpol PP dan kepolisian.
"Sesuai dengan aturan Perda yang ada. Hanya di tempat-tempat tertentu saja. Itu harus diperketat. Yang tidak di Perda itu harus ditegaskan dan lebih gencar lagi pengawasannya," ujarnya.
Ia menegaskan secara pribadi jika dirinya diberi amanah untuk memimpin Bandung, dirinya akan lebih tegas terhadap keberadaan Miras ini. Termasuk untuk mempertimbangkan tidak memperbolehlan penjualan miras di Kota Bandung.
Menurutnya, faktor terjerumusnya anak muda pada mabuk-mabukan karena tidak memiliki kegiatan positif. Karenanya ke depannya ingin membuat program yang memberdayakan anak muda. "Karena itu kita ingin meningkatkan program-program agar anak muda bisa dapat kesibukan. Banyak kajian, ada maghrib mengaji. Mudah-mudahan biaa mengurangi," ucapnya.