REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengaku siap membicarakan semua permasalahan termasuk tentang Rusia dan Iran. Ia mengatakan ingin membawa kedamaian di negara yang saat ini sedang dilanda perang tersebut.
"Saya mengatakan dari awal, untuk membangun kedamaian yang bertahan lama, seseorang harus berbicara dengan Iran, Rusia, dan Turki. Kebijakan Prancis adalah berbicara dengan siapapun. Itu kondisi yang diperlukan supaya damai," kata Macron dikutip dari Xinhua, Senin (16/4).
Pada akhir pekan lalu, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris meluncurkan serangan misil ke Suriah karena diduga negara Timur Tengah tersebut melakukan serangan gas kimia. Serangan misil tersebut diklaim dapat membawa kembali keamanan.
"Prancis adalah negara yang selalu aktif dalam hal diplomasi dan bantuan kemanusiaan dalam beberapa bulan terakhir. Menurut kami, serangan ini perlu dilakukan untuk memberikan kredibilitas untuk komunitas kita," kata Macron.
Macron mengatakan, partisipasi Prancis dalam melakukan serangan pada Suriah adalah "tindakan balas dendam yang sah". Hal itu disebut demikian setelah bukti serangan gas kimia terjadi di Douma pada 7 April 2018 lalu dan dikaitkan dengan pemerintah Suriah.
"Tanpa mendeklarasikan perang terhadap Bashar al-Assad (Presiden Suriah saat ini), serangan gabungan ini telah mencapai tujuan tanpa menimbulkan korban tambahan," ujar Macron.
Baca juga: Trump Ingin Pasukan AS Pulang Secepatnya dari Suriah